“BA.4 atau khususnya BA.5 ini dia memiliki karakter yang merupakan kombinasi antara kecepatan menginfeksi yang dia warisi dari omicron leluhurnya dan dia mengadopsi juga mutasi dari Delta L452 yang membuat dia mudah terikat di receptor ACE2 dan mudah masuk ke dalam sel tubuh manusia untuk menginfeksi dan akhirnya mudah untuk bereplikasi di paru,” tutur Dicky.
Ini yang membuat sebagian gejala orang yang terinfeksi BA.4 dan BA.5 khususnya yang belum divaksinasi lengkap terlihat hampir mirip dengan gejala Delta. “Misalnya hilang penciuman, rasa lelah, dan pada kasus yang berat bisa seperti Delta, harus dibawa ke rumah sakit, ini merujuk data di Portugal," kata Dicky.
Selain itu, BA.4 dan BA.5 juga bisa menginfeksi ulang orang yang sudah pernah terinfeksi. Riset terakhir yang dilakukan di Jepang dan beberapa negara Eropa melaporkan BA.4 dan BA.5 mengalami peningkatan kemampuan bereplikasi di sel paru.
"Kedua subvarian omicron ini lebih fusogenik dan lebih patogenik ketimbang BA.2. Artinya potensi keparahannya lebih infeksius dan potensi keparahannya ada,” ujar Dicky.
Dicky juga mengungkapkan, laboratorium di Jepang juga menemukan angka reproduksi efektif dari subvarian BA.4 dan BA.5 ini 1,2 kali lebih tinggi dari BA.2 atau yang sebelumnya mendominasi dunia. Artinya transmisi atau penularannya lebih efektif.
"Karena jika angka reproduksi di atas satu, artinya ada pertumbuhan eksponensial yang bisa terjadi," ujarnya.
Sumber: republika.co.id
Artikel Terkait
Wanita Hamil Tewas Tragis di Kamar Hotel Palembang, Polisi Buru Pelaku Pembunuhan
Purbaya Tegaskan Harga Rokok Tak Akan Naik di 2026, Ini Alasannya!
Pembangunan Giant Sea Wall Terus Berjalan, Prabowo: Akan Kita Selesaikan!
King Abdi MasterChef Ditolak Makan di Pesawat? Ini Kronologi Lengkap yang Hebohkan Medsos!