“Setelah MUI mendapatkan gambaran utuh tentang kasus ini, baru bisa mengeluarkan fatwa,” ujarnya.
Dalam Islam sendiri, terang Cholil Nafis, pada dasarnya ganja merupakan tumbuhan yang selain memiliki manfaat juga mempuyai mudarat. Oleh sebab itu perlu dipertimbangkan, jangan sampai penggunaan ganja medis ini lebih besar mudaratnya dibanding manfaatnya.
Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 219 yang artinya, “Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang khamar dan judi. Katakanlah, “Pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi dosanya lebih besar daripada manfaatnya.”
“Jadi kalau perdebatan sekarang berkenaan dengan ganja ada manfaatnya, tapi mudaratnya juga lebih besar. Ganja memang bisa menghilangkan derita, bukan mengobati, tapi tidak menghilangkan penyakit,” katanya.
“Yang saya baca dari dua hal yang sangat mengkhawatirkan ganja itu adalah orang bisa mengalami depresi, orang bisa tidak lagi normal mungkin bisa ketawa-ketawa sendiri, bisa juga menjadi halusinasi, dan itu bisa menghilangkan fungsi utama akal yang dalam syariat Islam sangat diperhatikan,” pugkasnya.
Sumber: akurat.co
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur