Akademisi Bongkar Motif Kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia: Indonesia Memiliki Tanggung Jawab

- Senin, 04 Juli 2022 | 06:10 WIB
Akademisi Bongkar Motif Kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia: Indonesia Memiliki Tanggung Jawab

Direktur Paramadina Graduate School of Diplomacy, Shiska Prabawaningtyas mengungkapkan Indonesia sudah diputuskan sebagai pemimpin presidensi negara-negara G20, setelah Italia pada periode sebelumnya. Namun dalam perjalanannya kepemimpinan Indonesia dalam G20 ini diuji dengan masih merebaknya Pandemi Covid-19 ditambah dengan pecahnya perang Rusia-Ukraina.

Baca Juga: Ukraina Bantah Titip Pesan ke Jokowi Soal Damai dengan Rusia, Aziz Yanuar: Kok Bisa-bisanya, Membuat Malu

"Ini semakin membuat ketidakstabilan geopolitik dan ekonomi global. Karena itu Indonesia memiliki tanggung jawab agar pelaksanaan penyelenggaraan G20 November 2022 mendatang tetap berjalan dan diterima banyak negara anggotanya," kata Shiska dalam diskusi, Misi Perdamaian Jokowi, Sabtu (3/7/2022).

Selain memiliki mandat presidensi G20, Indonesia memiliki nilai warisan sejarah sesuai amanat Undang Undang (UU), yang bertanggung jawab menjaga ketertiban dunia, dalam bingkai politik luar negeri bebas aktif. Itulah amanat UU yang selalu menjadi rujukan Indonesia dalam berkiprah di dunia internasional.

Disadari memang kehadiran Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia, memang tidak bisa serta merta menghentikan perang Rusia-Ukraina. Karena ada latar yang panjang pergolakan geopolitik di Ukraina yang akhirnya Rusia memilih melakukan invasi ke Ukraina, yang dimulai pada 2014 lalu di wilayah Crimea.

Baca Juga: Dukung Langkah Jokowi Damaikan Rusia-Ukraina, Djarot PDIP: Harusnya Seluruh Dunia Ikut Dong

Namun ia melihat Presiden Jokowi setidaknya memiliki tanggung jawab mensukseskan agenda internasional sebagai pemimpin G20. Di mana beberapa anggota G20 diantaranya Rusia dan AS serta beberapa negara Eropa merupakan bagian dari perang di Ukraina ini. Setelah beberapa ancaman dari beberapa negara tidak akan menghadiri KTT G20 ketika Presiden Rusia hadir di pertemuan tersebut.

"Ini menjadi konsen Presiden Jokowi, agar mandat ini tetap berjalan sukses," katanya.

Karena sesuai tema yang dibawa Indonesia 'Recover Together, Recover Stronger' tidak akan berjalan baik bila banyak anggota G20 yang memboikot gelaran pertemuan tersebut. Tentu itu juga akan menjadi catatan buruk bagi perjalanan presidensi Indonesia tahun ini, setelah beberapa kali memimpin G20 di tahun tahun sebelumnya.

Karena itu, ia menilai Presiden Jokowi memiliki target jangka pendek untuk bagaimana penyelenggaraan pertemuan KTT G20 pada November 2022 nanti tetap berjalan dengan lancar. Dengan harapan target utama, program pemulihan ekonomi setelah Pandemi kembali normal dan perang Ukraina-Rusia berakhir.

Halaman:

Komentar