Akademisi Bongkar Motif Kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia: Indonesia Memiliki Tanggung Jawab

- Senin, 04 Juli 2022 | 06:10 WIB
Akademisi Bongkar Motif Kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia: Indonesia Memiliki Tanggung Jawab

Sementara itu, Pengamat Politik dari Paramadina Ahmad Khairul Umam menilai apa yang dilakukan Presiden Jokowi dalam kunjungan ke Ukraina dan Rusia bagian dari double track strategi. Karena ini pertaruhan yg besar bagi Indonesia sebagai tuan rumah G20.

Baca Juga: Usaha Jokowi Damaikan Rusia-Ukraina Tidak Mudah Usai Ketemu Putin, Pengamat: di Situ Seni Mediator Potensial

"Krena ini bukan dalam kondisi yang normal, dengan kondisi dinamika yang sangat berbeda setelah Pandemi dan kondisi perang, Indonesia mendapat blessing in disguise," katanya.

Blessing in disguise yang ia maksudkan adalah berkah yang tersembunyi, bagaimana peran Indonesia sebagai negara non partisan sangat ditunggu banyak negara lain. Sehingga posisi Indonesia akan semakin strategis baik di sisi ekonomi global, maupun dalam peran perdamaian dunia.

Ia menyadari kehadiran Preside. Jokowi untuk jangka pendek dan menengah tidak akan menghentikan perang di Ukraina. Walaupun secara intensitas beberapa hari, peperangan sempat berhenti saat ada kunjungan Jokowi itu. Namun tentu dunia berharap lebih dari itu.

Baca Juga: Pigai Bantah Bahwa Pesan Jokowi, "Tak Ada Pesan dalam Perang Berbentuk Lisan, Musti Tertulis"

"Walaupun pemerintah Indonesia berharap dari kunjungan ini setidaknya jelang penyelenggaraan G20 menjadi momentum gencatan senjata, memulihkan sementara kondisi ekonomi global, syukur bisa menghentikan perang," jelasnya.

Karena dampak peperangan ini telah merusak rantai pasok barang di dunia terganggu dan harga harga komoditas mengalami kenaikan yang sangat signifikan. Sehingga dengan kehadiran Jokowi, setidaknya menurut dia, membawa solusi multilateralisme, di mana membuang ego-ego negara besar demi menjaga kestabilan dunia.

"Apa yg dilakukan Presiden Jokowi telah memberikan harapan dan kontribusi yang positif bagi dunia, walaupun tidak segera menghasilkan sesuai harapan global. Namun setidaknya memastikan agenda G20 masih memberi harapan bagi perbaikan dunia," tegasnya.

Sumber: republika.co.id

Halaman:

Komentar