Hal ini menurut Rocky adalah masalah teknis “Lost in Translation” atau ketidaksesuaian dalam memahami konteks pembicaraan.
“Ya Lost in Translation, di dalam diplomasi harus ada rumusnya… Kalimat diplomasi ada grammar-nya. Bukan pakai kalimat relawan, ngibul,” lanjut Rocky.
Rocky juga menyoroti perihal Diplomasi pemerintah. Menurut Rocky, jika sudah taraf pemimpin negara, maka pemimpin tersebut hanya “terima beres” apa yang para bawahannya lakukan baru melontarkan narasi.
Baca Juga: Duet Anies Baswedan dan AHY Disebut Sudah Okey, Analisis Refly Harun Singgung Pihak yang Masih “Berhitung”, Simak!
Sedangkan Presiden Jokowi menurut Rocky melakukannya semua sendirian.
“Sebetulnya diplomasi bukan begitu. Diplomasi di tingkat pemimpin negara dia hanya mengucapkan hal yang sudah dibereskan di bawah, ini dia sendiri yang membereskan. Kan Ngaco,” lanjut Rocky.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur