Hal ini menurut Rocky adalah masalah teknis “Lost in Translation” atau ketidaksesuaian dalam memahami konteks pembicaraan.
“Ya Lost in Translation, di dalam diplomasi harus ada rumusnya… Kalimat diplomasi ada grammar-nya. Bukan pakai kalimat relawan, ngibul,” lanjut Rocky.
Rocky juga menyoroti perihal Diplomasi pemerintah. Menurut Rocky, jika sudah taraf pemimpin negara, maka pemimpin tersebut hanya “terima beres” apa yang para bawahannya lakukan baru melontarkan narasi.
Baca Juga: Duet Anies Baswedan dan AHY Disebut Sudah Okey, Analisis Refly Harun Singgung Pihak yang Masih “Berhitung”, Simak!
Sedangkan Presiden Jokowi menurut Rocky melakukannya semua sendirian.
“Sebetulnya diplomasi bukan begitu. Diplomasi di tingkat pemimpin negara dia hanya mengucapkan hal yang sudah dibereskan di bawah, ini dia sendiri yang membereskan. Kan Ngaco,” lanjut Rocky.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Korban Jiwa dalam Ledakan Pabrik Bom di AS: Tidak Ada yang Selamat
Pengawalan Minim Sultan HB X Disalip Pejabat di Lampu Merah, Prokes Keamanan Jadi Sorotan!
Letda Fauzi, Perwira Muda Lulusan AKMIL 2023 Asal Pangkep, Gugur Ditembak KKB OPM di Kiwirok
Jokowi Buka Suara: Ini Alasan Nyata Sering Bertemu Prabowo!