Untuk mencapai FoLU Net sink pada tahun 2030, ia menyebutkan jika Indonesia memiliki akumulasi pengalaman dalam program rehabilitasi hutan dan lahan melibatkan berbagai pemangku kepentingan dan masyarakat lokal, serta kerja sama internasional.
"Target rehabilitasi hutan dan lahan Indonesia sangat masif. Ada 108 unit DAS kritis yang harus direstorasi, 15 danau prioritas, 65 waduk, 100 mata air, kawasan rawan bencana yang cukup besar, kawasan rawan kebakaran, dan tanah terdegradasi yang terletak di 34 provinsi," ucapnya.
Terkait dengan program aksi pengelolaan air berkelanjutan, Indonesia telah melakukan beberapa hal seperti, Penggunaan kembali air wudhu di Masjid Istiqlal, Restorasi hidrologi fungsi ekosistem Lahan Gambut, salah satu kegiatan utama meliputi pembangunan sekat kanal di areal konsesi atau masyarakat untuk melestarikan air lahan gambut yang pada gilirannya membasahi kembali daerah-daerah yang rawan kebakaran hutan dan lahan.
Baca Juga: UAS Dicap Penceramah Ekstrimis Sama Singapura, DPR: Pencekalan Ini Bentuk Ekspresi Islamofobia!
Kemudian program Eco-riparian yang berfokus pada bagaimana memanfaatkan sungai dan danau untuk mengurangi pencemaran limbah domestik melalui pengolahan komunal terhadap air limbah rumah tangga sebelum dibuang ke sungai. Indonesia juga telah membentuk Program ONLIMO dan SPARING untuk memantau kualitas air dari ancaman pencemaran secara kontinyu dan online. Delegasi yang hadir dalam dialog ini meliputi Delegasi dari Bangladesh, Malawi, Nepal, Suriname.
Sumber: akurat.co
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur