Narasi Ngabalin yang mempertanyakan perbedaan antara isi kepala seseorang, dalam hal ini Said Didu, dengan isi septic tank dianggap Refly sesuatu yang “luar biasa”.
Hal ini bahkan menurutnya sudah mengarah ke penghinaan.
“Coba bayangkan, ini kan penghinaan luar biasa. Bayangkan kepala ciptaan Allah swt, entah itu bernama Said Didu, Refly Harun, dsb, tiba-tiba mau disamakan dengan isi septic tank yang tidak lain adalah kotoran manusia. Ini kan penghinaan yang luar biasa sebenarnya,” ungkap Refly.
Terkait fenomena Ngabalin yang membela mati-matian sosok Jokowi bahkan cenderung “meledak-ledak ini, Refly menyinggung adanya Segregasi Politik. Inilah yang menyebebabkan keterbelahan di masyarakat terkait pilihan politik dan berdampak pada kehidupan.
Baca Juga: Heboh Ustaz Abdul Somad (UAS), Dugaan Rocky Gerung Tajam: Intelijen Singapura Beroperasi di Sini
Contoh nyatanya adalah segala sesuatu berupa kritik atau aspirasi ke pemerintahan khsusunya Jokowi malah dianggap sebagai tanda benci dan perlu dibela habis-habisan.
“Mengkritik-mendukung pemerintahan itu adalah pilihan sesuai dengan keyakinan masing-masing,” tambah Refly.
Terkait kritik Didu, Refly pun menganggap bahwa hal hal yang benar karena urusan UAS juga urusan Indonesia karena ada seorang warga negara yang diperlakukan sedemikian rupa.
Sumber: jateng.suara.com
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur