Menurut Refly, apa yang disampaikan Sutiyoso bukan pendekatan SARA.
"Yang dimaksud dengan China di sini adalah warga negara asing," ujarnya dilansir dari kanal YouTube Refly Harun, Sabtu (21/5).
Refly mengatakan WNA bisa saja menjadi WNI dengan proses naturalisasi. "Asalkan lewat prosedur yang benar, bukan diam-diam dan tiba-tiba menguasai," katanya.
Jika prosedur naturalisasi benar, tak ada hak bagi siapa pun untuk melarang WNA menjadi WNI. "Namun, jika prosedurnya tak benar, itu yang harus kita cegah," paparnya.
Oleh karena itu, Refly menilai apa yang disampaikan Sutiyoso adalah kekhawatiran seseorang yang memiliki pengalaman di bidang intelijen. Refly juga mengatakan rumor tenaga kerja asing dari China daratan juga sering disampaikan.
"Mereka yang datang ke Indonesia katanya berasal dari suku Han yang merupakan tentara terlatih. Sebelum nasi menjadi bubur, kita tentu perlu waspada dengan hal-hal ini," ungkapnya.
Lebih lanjut, Refly meminta seluruh warga Indonesia untuk tak sibuk menyangkal dan mengalihkan permasalahan ke persoalan lain.
"Misalnya, soal radikal, intoleran, kadrun, dan sebagainya di saat kita tengah menghadapi tantangan riil, yaitu ekspansi ekspor manusia dari China," tuturnya.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Gus Yaqut Pernah Bertanya: Coba Bayangkan Kira-Kira Kalau Kelompok Radikal Berkuasa, Apa Yang Akan Terjadi?
Pesan Wapres Gibran Untuk Siswa Sekolah Rakyat di Palembang: Belajar Mandiri, Pakaian Dicuci Sendiri!
Mengejutkan! Pengamat Sebut Jokowi Siapkan Rencana Politik Jangka Panjang: Gibran dan Kaesang Jadi Andalan?
VIRAL Cuitan Lama Akun Fufufafa Saya Tidak Tamat SD, Pengamat: Ini Betul Si Gibran?