"Kami berdiri teguh dengan posisi Pemerintah Singapura bahwa pandangan yang memecah belah tidak punya tempat di negeri ini," ujar RRG dalam pernyataannya yang dikutip The Straits Times.
RRG juga membeber penilaiannya tentang UAS. Organisasi yang berkantor di 583 Geylang Road, Singapura, itu menganggap pendakwah lulusan Universitas Al-Azhar Kairo tersebut tidak memiliki pemahaman baik terhadap prinsip-prinsip Islam soal perang.
"Dengan mendorong kesamaan antara perang kenabian dengan pengeboman bunuh diri, dia (UAS, red) menunjukkan kurangnya pemahaman akan prinsip-prinsip dan ajaran soal perang dalam Islam," tulisan RRG dalam poin pertama pernyatannya.
Selain itu, RRG menganggap UAS merendahkan tempat ibadah maupun tata cara peribadatan umat agama lain. "Relasi antaragama dibangun di atas persamaan dan penghargaan terhadap perbedaan sebagai berkah Ilahi," tutur RRG.
Oleh karena itu, RRG mengajak umat Islam di Singapura menetang pendakwah yang menyebarkan ajaran tak sesuai Islam.
"Muslim harus menolak pengkhotbah atau orang lain yang memiliki pandangan yang bertentangan dengan semangat syariah," ujar RRG dalam poin ketiga pernyataannya.
Sumber: jpnn.com
Artikel Terkait
Di Balik Tuntutan Purnawirawan TNI Lengserkan Gibran
Nunggak, Mobil yang Ditumpangi Jokowi saat Lapor Polisi Akhirnya Bayar Pajak Hari Ini
GEBRAK Ogah Ikut May Day Yang Dihadiri Prabowo: Kapitalisme, Oligarki dan Militerisme Musuh Buruh!
Syamsu Djalal Tegaskan Usul Pemakzulkan Gibran Tidak Main-Main, Prabowo Mau Nggak Nerima?