Berita pengurangan gaji dan contoh pemogokan anggota Eropa juga menyebabkan terjadinya pemogokan yang sama di kalangan anggota pribumi pada tanggal 3 Februari tahun 1933.
Hal ini juga mengakibatkan pikiran di kalangan sekelompok kecil pribumi di De Zeven Provinciën untuk melayarkan kapal ke Surabaya sebagai pelayaran unjuk rasa. Saat itu De Zeven Provinciën tengah membawa awak kapal yang terdiri dari 141 negara Eropa dan 256 orang pribumi.
Pada tanggal 4 Februari 1933, rencana-rencana pemberontakan di Kapal De Zeven Provinciën itu semakin jelas.
Pada 5 Februari 1933, disusun dalam telegram dengan menggunakan bahasa Belanda dan Inggris yang menyatakan, “Kapal dikuasai para awak dan berlayar menuju Surabaya. Sehari sebelum merapat komando akan diserahkan pada para komandan. Mereka memprotes pengurangan gaji yang tidak adil, dan menuntut atas pembebasan langsung rekan mereka yang ditahan tiga hari sebelumnya.
Di samping itu, komandan De Zeven Provinciën dan para petinggi marinir di Batavia dan Surabaya sangat gusar karena kejadian ini. Para awak Belanda terlihat terpukul karena tidak menyangka bahwa awak Indonesia sangat berani dan memiliki kemampuan dalam mengemudikan kapal. Komandan Eikenboom yang tertinggal di Olehleh bersama-sama awak De Zeven Provinciën lain yang tertinggal pun secepat mungkin menyusul.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: jember.jatimnetwork.com
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur