Mediasi Dengan Aguan & Anthony Salim: 'Akankah Oligarki Tunduk Pada Otoritas NKRI?'
Oleh: Ahmad Khozinudin, S.H.
Advokat
Koordinator Tim Advokasi Melawan Oligarki Rakus Perampas Tanah Rakyat (TA-MOR-PTR)
Hari ini (Senin, 10/2) adalah sidang ke-6 kasus PIK-2, dengan agenda mediasi.
Berdasarkan Perma Nomor 1 Tahun 2016, sebelum masuk pokok perkara maka para pihak (penggugat dan tergugat) harus menempuh upaya mediasi.
Sebenarnya kami ogah duduk satu meja dengan Aguan & Anthoni Salim. Apalagi, berdamai dengan keduanya.
Termasuk, kami ogah berdamai dengan Jokowi, Airlangga Hartarto, PT PANI, PT Kukuh Mandiri Lestari, Surta Wijaya dan Maskota. Bagi kami, mereka semua adalah penjahat perampas tanah rakyat.
Tetapi karena prosedur mediasi adalah bagian yang tak terpisahkan dari hukum acara di pengadilan, maka kami menyatakan tunduk pada hukum.
Kehadiran kami dalam mediasi, semata-mata menghormati hukum dan taat pada INSTITUSI Negara.
Tinggal kita lihat, apakah Aguan dan Anthony Salim juga tunduk pada hukum? Apakah, apakah Aguan dan Anthony Salim juga menghormati Entitas dan otoritas Negara?
Apakah, Aguan dan Anthony Salim itu NKRI sejati atau memang benar-benar Oligarki sejati yang meremehkan hukum dan otoritas Negara?
Sederhana saja. Jika Aguan & Anthoni Salim, Jokowi, Airlangga Hartarto, PT PANI, PT Kukuh Mandiri Lestari, Surta Wijaya dan Maskota, hadir dalam mediasi hari ini (Senin, 10/2) memenuhi panggilan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, maka mereka taat hukum dan menghormati institusi Negara.
Namun jika mereka mangkir, menjadi jelas sudah mereka hanya menjadikan Negara sebagai alat untuk melayani bisnisnya.
Artikel Terkait
Heryanto Ternyata Jual Perhiasan Korban! Motif Ganda Pembunuhan Pegawai Minimarket Karawang Terungkap
Heryanto Habisi Nyawa Dina Oktaviani, Lalu Jual Perhiasan Milik Korban
MUI Minta KPI Tindak Trans7, Geger Video Kiai Terima Amplop Dinilai Hina Pesantren
MUI Geram! Tayangan Kiai Terima Amplop di Trans7 Dituding Hina Tradisi, Desak KPI Beri Sanksi