Kejagung yang mundur dari kasus korupsi pagar laut, Bareskrim yang hanya fokus di TKP Desa Kohod, padahal pagar laut ada di 16 Desa dan 6 Kecamatan di Kabupaten Tangerang dan beberapa desa di Kabupaten Serang, menjadi tambahan keyakinan masyarakat tentang adanya skenario penyelamatan Aguan melalui modus operandi lokalisir kasus hanya kepada Arsin cs dan hanya di TKP Desa Kohod.
Bagaimana dengan sikap masyarakat?
Sepertinya, pernyataan Mayjend Purn TNI Soenarko cukup mewakili.
Menurut beliau, pemerintah seolah-olah menganggap seluruh rakyat Indonesia yang berjumlah 280 juta jiwa ini, semuanya buta, tuli dan bodoh. Seolah-olah, kasus pagar laut PIK-2 ini tidak diketahui pelakunya oleh rakyat.
Untuk diketahui, pagar laut dan sertifikat laut tidak ada kecuali adalah bagian dari proyek PIK-2 milik Aguan.
Pelaku pagar laut seperti Mandor Memet, Eng Cun alias Gojali, Ali Hanafiah Lijaya orangnya AGUAN, sudah diketahui secara luas.
Adapun peran para Kades termasuk Arsin Kades Kohod, hanyalah menjadi koordinator lapangan di wilayah desa-nya masing-masing.
Kemarahan masyarakat terhadap etnis China, saat ini tidak lagi bisa dibendung.
Berbeda dengan Mayjen TNI Purn Soenarko yang hanya Anti China yang berkarakter rakus dan licik seperti Aguan, secara umum mulai timbul sentimen anti China yang meluas yang dipicu oleh proyek PIK-2 milik Aguan.
Masyarakat khususnya warga Banten merasa eksistensi mereka diusik, tanahnya dirampas, namun tanah tersebut kemudian dibangun properti mahal yang mayoritas penghuninya etnis China.
Jika tidak segera diambil tindakan preventif, penulis khawatir sikap anti China ini akan meningkat menjadi tindakan yang anti China.
Karena itu, hemat penulis Presiden Prabowo Subianto harus segera mengambil tindakan antisipasi, segera menyelesaikan kasus ini, dengan segera memerintahkan aparat penegak hukum untuk menangkap Aguan, membatalkan status PSN PIK-2 sekaligus menghentikan proyek PIK-2.
Terlalu mahal, jika kerukunan antar etnis yang sudah terjalin dengan baik selama ini, harus hilang dan tercerai berai hanya karena pemerintah lebih memilih melindungi kepentingan AGUAN ketimbang kepentingan persatuan bangsa dan negara. ***
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur