Wapres Gibran di samping lolos kontroversial juga tidak bermutu hingga dipanggil “Samsul”. Fufufafa adalah gelar cacat moralnya.
Sebagaimana Sara Duterte, Gibran juga terus digoyang untuk dimakzulkan. Ayahnya Jokowi didesak oleh rakyat untuk ditangkap dan diadili.
Nampaknya arah politik akan bergerak menuju pemakzulan Gibran dan pengadilan Jokowi.
Ini “conditio sine qua non” jika Prabowo ingin selamat. Mengambangkan apalagi mempertahankan akan menjadi causa dari tumbangnya Prabowo oleh gerakan rakyat atau people power.
Filipina dan Indonesia cukup berpengalaman dalam menjalankan model gerakan rakyat ini. Maklum keduanya kakak beradik.
Sara Duterte sudah dimakzulkan sebentar lagi adiknya Gibran Fufufafa akan makzul juga. Mudah dan telah memenuhi syarat konstitusional untuk itu.
Jokowi terus diburu rakyat untuk ditangkap dan diadili. Cepat atau lambat hal ini akan terealisasi.
Nah, sebagai adik yang setia kepada kakak, maka nasib Rodrigo Duterte dan Sarah Duterte akan diikuti oleh Joko Widodo dan Gibran Rakabuming Raka.
Kasus korupsi yang menggila dan kondisi ekonomi yang memburuk serta pelanggaran HAM yang terus ditutup, menciptakan gelombang panas perubahan.
Konsolidasi perjuangan rakyat akan bergerak alami. Sementara cakar-cakaran di lingkaran elit menambah cepat proses bumi hangus menuju penggantian kekuasaan.
Filipina dan Indonesia merupakan sesama negara ASEAN yang saling mempengaruhi.
Duterte diadili oleh ICC, Jokowi pun data kejahatan HAM untuk kasus KM 50, 21-22 Mei dan Kanjuruhan mestinya sudah terdaftar pada ICC. Semua tinggal tunggu waktu. ***
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur