Kedua, pukulan politik dinasti. Keluarga yang ada dimana-mana. Dari Wapres, Gubernur, MK, Pertamina, BNI hingga Parpol ada susupannya.
Lupa bahwa politik dinasti atau nepotisme adalah kejahatan yang terancam penjara. Penggemukan keluarga ditengah semakin kurusnya rakyat jelata.
Ketiga, pukulan kebohongan dan imitasi. Presiden pembohong adalah titel asli yang dberikan publik, sementara imitasi melekat pada kebijakan dan ijazah pendidikan SD hingga PT. Ijazah UGM digugat secara hukum dan dilaporkan ke Bareskrim.
Dasar orang licik, ga punya ijazah asli suruh orang buktikan. Tujukkan saja ijazahnya, beres.
Keempat, pukulan pelanggaran Hak Asasi. Sejak 800-an petugas Pemilu 2019 tewas, pembunuhan Baswaslu, 100-an tewas akibat ulah aparat di Kanjuruhan, hingga pembantaian Laskar FPI di KM 50 menjadi tanggungjawab Jokowi.
Ancaman hukuman mati layak untuk “sang penjagal” Joko Widodo.
Kelima, menunggangi dan memperalat Polisi. Polisi yang semestinya netral nyatanya digunakan penuh oleh Jokowi untuk kepentingan pribadi dan kroni.
“Penegak hukum” dibelokkan menjadi “Penenggak hukum” hingga mabuk kekuasaan. Konsep “democratic policing” adalah multi-fungsi Polisi untuk menginjak-injak demokrasi.
Kelima, palu godam di atas efektif untuk memukul Jokowi agar ia di masa pensiun dari jabatan Presiden dapat menikmati lengsernya dengan tangis dan penyesalan.
Rakyat bisa diinjak satu saat tetapi tidak untuk selamanya.
Perlawanan rakyat bergerak terus sampai pada tahap: “Tangkap dan adili Jokowi !”.
Prabowo jangan jadi pengkhianat dengan memberi jabatan ini dan itu kepada Jokowi “sang perusak” atau “sang penjahat”.
Jika hal tersebut dilakukan maka sama saja Prabowo juga adalah “sang perusak” dan “sang penjahat”.
***
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur