Sebagaimana jelas disampaikan sekaligus berempat oleh Rizal Fadillah SH, Dr Rismon Hasiholan Sianipar, Dr dr Tifauzia Tiasumma dan saya sendiri dalam Sentana PodCast spesial dari Kampus UGM diatas, skripsi JkW yang tahun 1985 "diluluskan" (?) tersebut mengandung banyak sekali keanehan atau kecacatan secara akademik yang jauh di bawah standar dan seharusnya tidak bisa diluluskan oleh sebuah Institusi Negeri apalagi sekelas UGM.
Kemarin karena (sengaja) keterbatasan waktu, hanya skripsi inilah yang sempat diverifikasi, sedangkan katanya ada 34 bukti lainnya hanya zonk alias omon-omon belaka.
Mulai dari jenis Font (masa depan) Times News Roman yang dipermasalahkan, lembar pengesahan tanpa tanggal dan diteken oleh nama Dekan Fak Kehutanan UGM dan Pembimbing Skripsi yang berbeda penulisan ejaan "oe" dan "u".
Bahkan samasekali tidak ditulis nama "Kasmudjo" yang justru dikatakan melalui mulutnya sendiri dalam berbagai kesempatan dan yang sangat fatal adalah tidak adanya lembar pengesahan pengujian dari para dosen pengujinya sebagai syarat utama Skripsi tersebut benar-benar telah diuji dan dipertahankan di depan sidang skripsi saat itu.
Lebih membingungkan setelah diperbandingkan dengan salah satu skripsi dari sesama angkatan '80 bernama Saminudin Barori Tou, meski yang bersangkutan memiliki lembar pengujian yang tidak ada di skripsi yang diaku-aku miliknya JkW, ternyata tertulis "... Dipertahankan didepan dosen penguji TESIS ..."
Ini benar-benar lucu dan terlihat bahwa lembar tersebut sekedar copy paste dari template komputer (Windows) masa kini alias bukan mesin ketik atau Percetakan sebagaimana disebut-sebut selama ini.
Jelas seharusnya kalau tertulis tesis ini adalah untuk strata S-2, bukan S-1 dan semestinya ditolak pengesahannya.
Kesimpulannya, Dua Pembuktian diatas sudah bisa menggambarkan bagaimana sebenarnya keberadaan Ijazah Asli (?) JkW" itu.
Bahkan makin jelas terbukti dalam acara Syawalan Keluarga Alumni Gadjah Mada di Wisma Kagama semalam, dari puluhan hadirin Alumni Asli UGM, tidak tampak samasekali batang hidung alumnus yang paling memalukan versi BEM-SI UGM tahun lalu itu.
Mereka sendiri sudah menantang ke Pengadilan saja, oleh karenanya #AdiliJokowi dan #MakzulkanFufufafa jelas merupakan solusi terbaik masalah ini.
***
Jakarta, Rabu 16 April 2025
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur