Saat melesat menjadi calon Wakil Presiden dalam usia muda, nyaris tak ada perdebatan soal kapabilitas—semua tenggelam dalam hingar nepotisme yang dibungkus legitimasi elektoral.
Maka, ketika ia berkata bahwa anak muda adalah petarung, pertanyaan kritis pun muncul: petarung seperti apa?
Apakah seseorang yang mendapat privilege posisi karena “keturunan politik” termasuk kategori petarung? Jika iya, maka barangkali kita perlu meninjau ulang makna kata itu.
Sebab, petarung sejati biasanya muncul dari arus bawah, bukan dari panggung yang disiapkan, bukan dari jalan yang sudah diaspal oleh pengaruh kekuasaan. Petarung sejati menciptakan sejarah, bukan mewarisinya.
Lebih dari itu, penyampaian pesan melalui TikTok, tanpa forum publik, tanpa debat langsung, menandakan jarak yang makin besar antara dirinya dengan substansi kekuasaan.
Seolah-olah suara yang seharusnya menggema di ruang-ruang kebijakan, kini hanya terdengar sebagai suara dari ruang hiburan digital.
Tayangan itu justru menjadi sinyal gamang: antara keinginan tampil, namun belum diberi panggung; antara mencoba menyapa publik, namun belum punya narasi besar yang bisa membentuk arah.
Yang lebih mengganggu justru adalah timing tayangan itu. Tidak dalam konteks hari pemuda, bukan pula dalam momen kebangsaan.
Ia seperti hadir di ruang kosong yang tidak mengundangnya. Maka muncul kesan bahwa tayangan itu bukan bagian dari narasi kebijakan, melainkan hanya upaya untuk membuktikan eksistensi yang mulai kabur di balik sosok Presiden terpilih.
Namun bagaimanapun, Gibran memang tengah belajar. Mungkin ia belum menyadari bahwa dalam dunia politik yang keras dan penuh ilusi ini, seseorang tidak bisa hanya menjadi “petarung di lensa kamera”.
Ia harus membuktikan diri dalam arena nyata, di mana setiap langkah diuji bukan oleh jumlah like, tapi oleh dampak nyata.
Karena publik tak menanti motivator. Mereka menunggu pemimpin.
***
Sumber: FusilatNews
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur