'Gaduh Ijazah Palsu Jokowi, Kenapa Megawati Terus Bungkam?'
Oleh: Edy Mulyadi
Wartawan Senior
Kasus ijazah Jokowi kembali bikin gaduh. Ramai di ruang sidang. Meledak di media sosial. Jadi bahan omongan di mana-mana.
Publik terus bertanya: Asli atau palsu? Kenapa tak kunjung dibuka tuntas? Apa yang sebenarnya sedang disembunyikan?
Tapi, di tengah hiruk-pikuk itu, ada yang luput dari perhatian publik. Megawati dengan PDIP-nya diam membisu. Mega terus bungkam. PDIP membatu. Kenapa?
Mega Tahu Sejak Awal?
Jokowi bukan tokoh independen. Bukan aktivis yang punya rekam jejak piawai di ruang diskusi. Juga tak terdeteksi mengaum di atas mobil komando. Dia tiba-tiba masuk politik.
Dia juga bukan tentara, apalagi jenderal. Juga bukan intelektual. Garis keturunannya pun diperselisihkan orang.
Jokowi adalah produk rekayasa politik. Penuh intrik. Dan, tentu saja persekongkolan. Siapa yang melahirkan? PDIP, tepatnya Megawati.
Mulai dari Solo, di DKI, sampai jadi Presiden RI, semuanya lewat jalur partai banteng. Lewat tangan Mega.
Itu artinya: Kalau ijazah Jokowi bermasalah, Mega (mestinya) sudah tahu. Sejak awal, bahkan. Pertanyaannya, kenapa dia terus bungkam? Kenapa tak ikut bersuara?
Bukankah Kasus ijazah palsu bisa jadi senjata pamungkas untuk menghabisi?
Bukankah dalam 1-2 tahun terakhir para elit PDIP rajin dan doyan playing victim, seolah-olah mereka dikhianati dan dizalimi Jokowi?
Kalau Mega ikut bersuara, bahwa ijazahnya palsu, Jokowi pasti langsung tamat. Tapi kenapa hal itu tak dilakukan?
Terlibat Terlalu Dalam
Sepertinya PDIP tak bisa cuci tangan. Faktanya mereka yang mendaftarkan Jokowi sebagai calon Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, lalu Presiden.
Semua tahapan itu pasti melibatkan verifikasi dokumen, termasuk ijazah.
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur