JANGGAL! Tak Hanya Ijazah Palsu, Rismon Sianipar Kini Pertanyakan Gelar Insinyur, Font Skripsi dan Keanehan Foto Jokowi

- Kamis, 29 Mei 2025 | 17:05 WIB
JANGGAL! Tak Hanya Ijazah Palsu, Rismon Sianipar Kini Pertanyakan Gelar Insinyur, Font Skripsi dan Keanehan Foto Jokowi


Selain itu, Rismon juga merasa pesimistis jika skripsi Jokowi dibuat pada 1992. 


Sebab, kerapatan huruf dan komposisi tata letak huruf, hal itu bisa dilakukan oleh word processor, Microsoft Word dengan Windows XP. 


“Windows Experience itu 2004-2005, dengan kerapatan seperti ini,” jelasnya.


Rismon menilai, apa yang dilakukan oleh pihak Bareskrim dalam menguji keaslian ijazah Jokowi tidak ilmiah.


Lantaran hanya dengan meraba, terus berasakan, terus ada cekungan, lalu disimpulkan menjadi produk dari handpress atau letterpres.


“Bagaimana menjawab titik-titik ini kalau handpress itu menjadi garis, karena bahannya tinta cair, begitu ditekan beleber semua, jadi titik-titik itu menjadi garis," ujarnya. 


"Nah, subjektivitas dari perasaan cekungan bahwa itu adalah produk handpress sendiri, itu dengan gampang disanggah. Karena secara digital, cekungan itu juga bisa dihasilkan bukan karena tekanan, tetapi karena produk dari digital, namanya digital embossing,” imbuhnya. 


👇👇


[FULL VIDEO]



Sebelumnya, Dokter Tifauzia Tyassuma atau yang akrab disapa Dokter Tifa, salah satu dari orang yang terus menyuarakan kritik.


Tifa mengungkap sedikitnya tiga poin yang menurutnya menunjukkan kejanggalan dalam penyampaian Bareskrim terkait keaslian ijazah Jokowi.


“Kalau Anda jeli, Bareskrim hanya menampilkan foto fotokopi, bukan ijazah asli. Padahal, sekian hari mereka menyimpan dokumen aslinya,” ujar Tifa di X @DokterTifa (26/5/2025).


Dikatakan Tifa, penyajian fotokopi dalam konteks klarifikasi keaslian dokumen menimbulkan pertanyaan, apalagi jika ijazah asli memang tersedia.


Poin kedua yang disoroti adalah ketiadaan penjelasan apakah foto-foto yang ditampilkan telah melewati proses uji digital forensik atau analisis analog oleh Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor).


"Menampilkan fotonya fotokopi dan bukan fotonya ijazah asli, padahal sekian hari ijazah asli ada pada mereka," sebutnya.


Poin paling penting menurut Tifa adalah diksi yang digunakan Bareskrim. Ia menyoroti pemilihan kata identik alih-alih otentik saat menyatakan keabsahan dokumen tersebut.


"Yang paling penting adalah, mengapa Bareskrim menggunakan kata identik dan bukan otentik," tandasnya.


Tifa pun mempertanyakan mengapa konferensi pers tidak disertai bukti yang lebih kuat dan pembuktian ilmiah yang dapat menutup polemik yang sudah lama mencuat.


👇👇


Kalau anda jeli, ada sedikitnya TIGA KUNCI, kenapa saya menduga bahwa Bareskrim dalam Konferensi Pers Kamis 22 Mei 2025 sebetulnya sedang berkelit.

Satu
Menampilkan fotonya fotokopi dan bukan fotonya "ijazah asli", padahal sekian hari "ijazah asli" ada pada mereka.

Dua…


Sumber: Fajar/Suara

Halaman:

Komentar

Terpopuler