POLHUKAM.ID - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menduga ada campur tangan pihak asing yang ingin menggagalkan proyek hilirisasi Indonesia dalam polemik tambang nikel di Raja Ampat, Papua.
Saat ini, menurut Bahlil, Indonesia sedang mendorong pertumbuhan ekonomi melalui hiirisasi dengan berbagai proyek.
"Ada pihak-pihak asing yang tidak senang atau kurang berkenan dengan proyek hilirisasi ini," ujar Bahlil di Jakarta, Kamis (5/6), melansir Antara.
Salah satunya, polemik tambang nikel di Raja Ampat, yang menurut Bahlil, sengaja dimunculkan untuk mencegah hilirisasi.
Menurut dia, kawasan tambah nikel sendiri berada di Pulau GAG yang berjarak 30-40 kilometer (km) dari kawasan wisata Raja Ampat atau Pulau Paiynemo.
Namun, foto yang beredar justru memperlihatkan tambang nikel berada di Pulau Paiynemo.
Kementerian ESDM sendiri bakal langsung turun melakukan pengecekan di Pulau GAG.
Kementerian ESDM juga telah memutuskan untuk menghentikan sementara operasional PT GAG Nikel.
"Saya ingin ada objektif. Nah, untuk menuju ke sana agar tidak terjadi kesimpangsiuran, maka kami sudah memutuskan lewat Dirjen Minerba untuk status daripada IUP PT GAG yang sekarang lagi mengelola, sementara kita hentikan operasinya sampai dengan verifikasi lapangan," ujar Bahlil.
Bahlil Klaim Tambang Nikel Berjarak 30-40 Km dari Wisata Raja Ampat
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan, tambang nikel milik PT Gag Nikel (GN) yang beroperasi di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya, berada cukup jauh dari kawasan wisata unggulan Pulau Piaynemo.
Ia mengklaim, jarak antara lokasi tambang dengan pulau tersebut mencapai sekitar 30 hingga 40 kilometer (km).
"Sekarang dengan kondisi seperti ini, kita harus cross-check. Karena di beberapa media yang saya baca, ada gambar yang diperlihatkan itu seperti Pulau Piaynemo. Piaynemo itu pulau pariwisatanya Raja Ampat," kata Bahlil dalam acara bincang media di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Kamis (5/6).
"Saya sering di Raja Ampat. Pulau Piaynemo dengan Pulau GAG (lokasi tambang) itu kurang lebih sekitar 30 km sampai dengan 40 km," imbuhnya.
Ia menjelaskan, dari lima Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Raja Ampat, hanya satu yang saat ini masih aktif beroperasi, yakni PT GAG Nikel.
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur