"Kalau Koalisi Indonesia Bersatu ini lanjut ke 2024, tantangan terbesarnya adalah menemukan figur populer untuk menjadi calon presiden," kata Saidiman, kemarin.
Lantas siapa yang akan diusung? Saidiman menduga, tokoh yang bakal diusung oleh 3 parpol ini tak lepas dari peran Presiden Jokowi. Artinya, Jokowi yang nanti akan merekomendasikan jagoan untuk diusung sebagai capres dari koalisi ini. Apalagi, 3 parpol yang bergabung dalam koalisi ini, merupakan pendukung dari pemerintah. Bahkan, 2 ketua umum partainya merupakan anak buah Jokowi di kabinet.
"Mungkin saja, nanti Pak Jokowi menjagokan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Karena dari nama-nama capres yang muncul, yang paling mendekati karakter dan ideal, hanya Ganjar,” ujarnya.
Founder KedaiKOPI, Hendri Satrio curiga, koalisi yang dibentuk Golkar, PAN dan PPP ini, ada kaitannya dengan Istana. Selain pembentukannya yang ujug-ujug, ketiga parpol pendirinya merupakan anggota koalisi pendukung Jokowi.
“Saya ini selalu curiga sekarang, selalu ada arahan Istana. Sejak ada guliran isu tiga periode dan penambahan masa jabatan presiden itu," kata Hensat-sapaannya.
Namun, Wakil Ketua Umum PPP, Arsul Sani membantah kecurigaan itu. Dia bilang, pembentukan koalisi tersebut murni demi kemaslahatan rakyat, tidak ada sangkut pautnya dengan Istana.
"Tidak ada arahan Istana untuk mendukung sosok tertentu sebagai capres," tandas Arsul, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Menurut Wakil Ketua MPR itu, pihak-pihak yang asal bicara soal Koalisi Indonesia Bersatu otaknya perlu dibersihkan. "Kalau ada yang berpikir ada arahan, maka yang bersangkutan sedang berimajinasi politik saja dalam alam pikirnya," cecar Arsul.
Ketua DPP Golkar, Dave Laksono cuma menyatakan, Koalisi Indonesia Bersatu bertujuan untuk membantu pemerintahan Jokowi hingga husnul khatimah. "Kesepakatan ini tentunya juga demi menjaga kekompakan partai-partai koalisi hingga akhir pemerintahan ini pada 2024 nanti," imbuh Dave.
Apa tanggapan Istana? Deputi IV Kepala Staf Presiden (KSP), Juri Ardiantoro menegaskan, Istana tidak ikut campur dengan praktik politik di lapangan. "Istana nggak mungkin lah memberi arahan-arahan begitu," singkat dia. [UMM]
Sumber: rm.id
Artikel Terkait
Kotak Pandora Purbaya Yudhi Sadewa: Fakta Mengejutkan di Balik Klaim Utang Jokowi!
Jokowi Bongkar Fakta Rumah Pensiun Colomadu: Bukan untuk Tinggal, Ternyata untuk Ini!
Rahasia Di Balik Pertemuan Tertutup Prabowo dan Dasco di Widya Chandra Terungkap!
Jokowi Dianggap Inkonisten, Benarkah Kebijakannya Buka Peluang Korupsi?