Puncak kekecewaan Roy Suryo terlihat jelas ketika ia menilai bahwa proyek SMK hanya dijadikan alat untuk menaikkan popularitas Jokowi.
"Roy Suryo menilai bahwa SMK hanya dijadikan tunggangan oleh Jokowi untuk menaikkan popularitasnya dari Solo ke tingkat nasional," ungkapnya dengan nada kecewa.
Setelah mobil SMK diluncurkan dan popularitas Jokowi melesat, tidak ada tindak lanjut yang jelas mengenai pengembangan SMK, meninggalkan banyak pihak, terutama siswa-siswa SMK, dalam kekecewaan.
"Janji yang tidak terpenuhi," tambahnya.
Kritik Roy Suryo semakin tajam ketika ia menyoroti pendirian pabrik SMK di Boyolali.
Menurutnya, pabrik tersebut hanya mendatangkan mobil dari China dan mengganti logonya, tanpa melibatkan anak bangsa secara signifikan.
"Pendirian pabrik SMK di Boyolali yang menurutnya hanya mendatangkan mobil dari China dan mengganti logonya, tanpa melibatkan anak bangsa secara signifikan," kata Roy Suryo.
Dari sinilah, ia mulai merasakan ada sesuatu yang "berbahaya" dari karakter Jokowi.
"Roy Suryo mulai merasa ada yang 'berbahaya' dari karakter Jokowi setelah melihat bagaimana SMK diperlakukan," pungkasnya.
Sindiran Melalui Wayang dan Pesan Moral
Sebagai bentuk sindiran terhadap Jokowi, Roy Suryo bahkan menggelar pertunjukan wayang dengan lakon "Petruk Jadi Ratu" yang didalangi oleh Ki Manteb Sudarsono.
Lakon ini, menurutnya, menggambarkan sosok yang awalnya dicintai rakyat namun berubah menjadi zalim setelah berkuasa, sebuah sindiran yang sangat jelas terhadap kepemimpinan Jokowi.
"Lakon ini menggambarkan sosok Petruk yang awalnya dicintai rakyat namun berubah menjadi zalim dan bengis setelah menjadi raja," jelasnya.
Pertunjukan ini kabarnya membuat pihak yang disindir sangat geram.
Meski demikian, Roy Suryo menegaskan bahwa tidak ada kebencian pribadi terhadap Jokowi.
Ia merasa perlu membongkar hal-hal yang dianggapnya tidak benar demi kepentingan publik.
"Saya menyatakan tidak ada kebencian pribadi terhadap Jokowi, namun saya merasa perlu membongkar hal-hal yang dianggapnya tidak benar demi kepentingan publik," tegasnya.
Ia bahkan mengisyaratkan pernah mengalami serangan metafisik yang ia duga berkaitan dengan gesekannya dengan pihak tertentu.
Podcast ini ditutup dengan pesan moral tentang pentingnya kebenaran dan kejujuran, serta kritik terhadap pengkultusan individu, meninggalkan renungan mendalam bagi para pendengar.
[VIDEO]
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Ijazah Palsu Jadi Lagu? Iwan Fals Kembali Diyakinkan untuk Ciptakan Kritik Sosial Baru
Purbaya Didesak Dipecat Usai Sebut Era SBY Lebih Makmur dari Jokowi, Pro-Kontra Memanas!
Setahun Prabowo Memimpin: Efisiensi yang Dikampanyekan vs Bagi-bagi Jabatan yang Terjadi
Laode Ida Bongkar Perangkap Proyek Jokowi untuk Kunci Loyalitas Menteri, Tom Lembong Termasuk?