TERUNGKAP! Ini Para Sosok di Balik Film Animasi Merah Putih One For All: Bukan Karya Anak Bangsa, Tapi Karya Tua Bangka

- Senin, 11 Agustus 2025 | 16:20 WIB
TERUNGKAP! Ini Para Sosok di Balik Film Animasi Merah Putih One For All: Bukan Karya Anak Bangsa, Tapi Karya Tua Bangka

Toto Soegriwo adalah lulusan dari SMAN 1 Purwodadi, Purworejo, Jawa Tengah


Ia memulai karier di  rumah produksi PT. Djohar Mandiri Jaya. Ia pernah menjadi anggota Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI).


Toto juga pernah menjajaki karier di industri media. 


Ia bekerja di Radio S1079FM. Kemudian menjabat sebagai Sekretaris Redaksi di Majalah DeFilm, yang mengangkat isu-isu perfilman nasional.


Toto sempat bekerja di Pusat Perfilman H. Usmar Ismail (PPHUI), lembaga yang menjadi pusat aktivitas dan pelestarian sejarah perfilman Indonesia.


Saat ini, Toto menjadi Sekretaris Umum Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI). Kemudian menjadi Agregator & Kurator di Lokalfilm.id.


Kontroversi Film


Dua nama itu, Perfiki dan Sonny, mencuat ke publik di balik kontroversi film animasi Merah Putih One for All.


Dengan anggaran produksi diklaim mencapai Rp 6,7 miliar, kualitas animasi film ini dinilai jauh dari harapan dan standar industri.


Kritik muncul setelah bahwa sejumlah aset visual dalam film, seperti karakter dan latar, diduga merupakan hasil pembelian dari toko digital. 


Waktu pengerjaan film disebut-sebut kurang dari satu bulan, yaitu digarap mulai Juni 2025.


Menanggapi kritik soal film Merah Putih One For All, Sonny menyebut publik tidak bisa menilai sebuah film hanya dari cuplikannya saja. 


Ia mengajak untuk menonton filmnya secara utuh pada 14 Agustus di bioskop nanti.


A post shared by MERAH PUTIH ONE FOR ALL (@merahputihoneforall)


Tanggapan BPI


Selain masyarakat film dan beberapa sineas, kritik datang dari Ketua Umum Badan Perfilman Indonesia (BPI), Gunawan Paggaru.


Pihaknya menyayangkan kemunculan film animasi Merah Putih One For All yang dinilai berkualitas rendah dan berpotensi merusak citra industri animasi Tanah Air yang tengah berkembang pesat.


"Kalau minta tanggapan saya, justru sangat disayangkan. Sangat disayangkan muncul film seperti ini," tegas Gunawan Pagaru.


Gunawan khawatir film ini dapat memunculkan spekulasi negatif terhadap industri animasi Indonesia yang sedang berada di momentum positif berkat kesuksesan film JUMBO.


"Trailer itu kan kita sudah bisa baca. Apalagi aslinya. Trailernya itu sudah tidak beres, logikanya enggak jalan, jadinya kayak apa," ujarnya.


Sumber: Kumparan

Halaman:

Komentar

Terpopuler