Menteri Karding, Sekolah Rakyat Bukan Mendidik Anak Bangsa jadi Imigran

- Senin, 18 Agustus 2025 | 14:20 WIB
Menteri Karding, Sekolah Rakyat Bukan Mendidik Anak Bangsa jadi Imigran



POLHUKAM.ID -Pernyataan Menteri P2MI Abdul Kadir Karding yang bakal menerapkan konsep kelas migran di Sekolah Rakyat, menuai kritik.

Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga  menegaskan, jika Sekolah Rakyat dilatih bahasa dan pengetahuan tentang negara-negara potensial seperti Jepang, Korea, Eropa, dan Jerman, dalam bentuk ekstrakurikuler sejak kelas 1, maka Sekolah Rakyat terkesan hanya diorientasikan mencetak pekerja migran. 

“Penegasan Karding tersebut mengesankan Sekolah Rakyat Menengah Atas seolah dìsiapkan untuk menjadi migran. Hal ini tentu tidak sejalan dengan tujuan didirikan sekolah rakyat,” kata Jamiluddin Ritonga kepada RMOL, Senin 18 Agustus 2025. 




Menurut Jamiluddin, tujuan utama Sekolah Rakyat adalah menyediakan akses pendidikan gratis dan berkualitas, khususnya bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu, dengan tujuan memutus mata rantai kemiskinan. 

Sekolah Rakyat juga berupaya membekali siswa dengan keterampilan, pola pikir positif, dan nilai-nilai luhur, agar mereka bisa mandiri dan menjadi agen perubahan. 

“Jadi, Sekolah Rakyat dimaksudkan untuk memutus rantai kemiskinan, bukan untuk menjadi imigran,” kata Dosen Universitas Esa Unggul ini. 

Atas dasar itu, Jamiluddin menilai bahwa mengajarkan konsep kelas migran di Sekolah Rakyat bisa menjadi bumerang dan tak sejalan dengan tujuan didirikan Sekolah Rakyat itu sendiri. 

“Perlu dipikir ulang memasukkan mata ajaran imigran sebagai ekstrakurikuler di sekolah rakyat. Sebab, hal itu bisa saja nantinya dipersepsi bahwa sekolah rakyat justru mendidik anak bangsa untuk menjadi imigran,” pungkasnya. 

Sumber: RMOL 

Komentar