POLHUKAM.ID - Pengamat politik Rocky Gerung menilai gelombang demonstrasi yang melanda Jakarta pasca tewasnya driver ojol Affan Kurniawan (21) merupakan akumulasi represi selama 10 tahun pemerintahan Joko Widodo yang kini meledak.
Menurutnya, Presiden Prabowo Subianto harus melakukan “radical break” dengan membersihkan separuh kabinet untuk memulihkan kepercayaan publik.
“Ledakan hari ini sebetulnya adalah akumulasi dari keadaan selama 10 tahun di mana pemerintahan sebelumnya, Presiden Jokowi, menghalangi ekspresi dengan ancaman-ancaman yang sangat tidak masuk akal – Undang-Undang ITE,” ujar Rocky dalam wawancara dengan jurnalis senior Hersubeno Arief, Jumat (29/8/2025), di channel YouTube-nya.
Rocky menegaskan bahwa selama satu dekade terakhir, seolah-olah berpendapat itu dihadang oleh undang-undang karena akan ada penjara menunggu.
“Dan sekarang seolah-olah outlet-nya terbuka sehingga orang tumpah kemarahannya di jalan raya,” tambahnya.
Pengamat yang kerap mengkritik pemerintahan Jokowi ini juga menyoroti akar ekonomi dari gelombang protes.
Menurutnya, kondisi ekonomi sulit saat ini merupakan warisan dari kesalahan perencanaan pembangunan era Jokowi.
“Kita membaca bahwa uang negara harus dipakai bayar utang, sementara utang itu dibuat oleh pemerintahan sebelumnya, Presiden Jokowi. Jadi orang mulai melihat bahwa harus ada kejujuran untuk mengatakan bahwa kita ada dalam kesulitan ekonomi karena salah urus selama 10 tahun,” tegas Rocky.
Ia menambahkan, pemerintah harus jelas mengatakan bahwa problem ekonomi hari ini disebabkan oleh rezim sebelumnya dan harus diselesaikan dulu supaya Indonesia bisa bergerak maju.
“Kalau itu tidak dieksplisitkan, orang akan menganggap bahwa akan ada salah urus lagi sampai 5-10 tahun ke depan,” tekan Rocky.
Rocky menganalisis fenomena solidaritas driver ojol yang menjadi kekuatan massa tersendiri dalam gelombang protes ini.
Menurutnya, hal ini tidak lepas dari memburuknya kondisi perekonomian yang memaksa banyak pekerja beralih menjadi driver ojol.
“Teman-teman ojol ini datang dari posisi kelas menengah yang justru penghasilannya menurun karena kompetisinya makin berat. Karena teman-teman pekerja buruh yang di-PHK akhirnya mencari tempat instan untuk menopang ekonominya dengan masuk ke pekerjaan ojol,” jelasnya.
Persaingan yang makin ketat membuat pendapatan ojol menurun, sementara kesempatan lapangan kerja baru makin tidak terlihat.
“Ojol ini jadi semacam tempat seseorang mencari pertahanan hidup sementara,” ujar Rocky.
Ketika ditanya solusi yang bisa diambil pemerintahan Prabowo, Rocky dengan tegas menyatakan perlunya “radical break” melalui pembersihan kabinet.
“Harus ada satu pernyataan atau tindakan yang betul-betul memulihkan kembali ingatan publik bahwa yang sedang kita pertaruhkan adalah pembersihan kabinet. Karena di dalamnya ada agen-agen koruptif yang mesti dibereskan,” katanya.
Artikel Terkait
Satu Tahun Prabowo-Gibran: Pangan, Energi, dan SDM Kian Tangguh, Ini Buktinya!
DPR Panggil Trans7, Ini Alasan di Balik Tayangan yang Diduga Melecehkan Pesartren
Ijazah Palsu Jadi Lagu? Iwan Fals Kembali Diyakinkan untuk Ciptakan Kritik Sosial Baru
Purbaya Didesak Dipecat Usai Sebut Era SBY Lebih Makmur dari Jokowi, Pro-Kontra Memanas!