POLHUKAM.ID - Pemerhati sosial dan politik, Sholihin MS, menilai Presiden Prabowo Subianto berada dalam posisi terjepit terkait desakan pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Menurutnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus menekan Prabowo agar mempertahankan posisi Gibran, bahkan melalui manuver politik yang ditengarai melibatkan “Genk Solo” dalam aksi kerusuhan 25 Agustus 2025 lalu.
Dalam analisis Sholihin, kerusuhan dengan penggunaan bom molotov berbungkus kardus bergambar palu arit serta tindakan represif aparat disebut sebagai bagian dari skenario untuk memberi peringatan kepada DPR dan menekan Prabowo.
“Tujuan tindakan Genk Solo adalah menekan, bahkan mengkudeta Prabowo, serta memberi warning kepada DPR agar tidak meneruskan rencana memakzulkan Gibran,” ujarnya, Ahad (7/9/2025).
Ia menilai Prabowo masih berada dalam bayang-bayang Jokowi sehingga tidak berani mengambil kebijakan secara mandiri.
“Prabowo akan terus disandera Jokowi, kecuali jika punya nyali untuk melepaskan diri dari cengkeramannya,” tegas Sholihin.
Lebih lanjut, Sholihin menyinggung janji Prabowo kepada rakyat yang disebutnya baru sebatas retorika.
Ia menuding pemerintah justru memberi pangkat bagi aparat yang berhasil menindak keras demonstran, sehingga rakyat kian menjadi korban.
Sholihin juga mengutip peringatan Imam Besar Habib Rizieq Shihab (IB HRS) yang menegaskan agar Prabowo tidak hanyut dalam permainan politik Jokowi.
Artikel Terkait
Ijazah Jokowi Palsu? Survei Buktikan Mayoritas Masyarakat Justru Tidak Percaya
Gibran Dinilai Cerdas & Visioner, Survei Buktikan 71% Publik Puas!
Rizal Fadillah Sebut Jokowi Tak Hafal Salam UGM, Tuduh Ijazah Palsu: Stop Tipu-tipu!
Program MBG Prabowo-Gibran: Capaian Spektakuler di Tahun Pertama!