Eks Panglima TNI: Jokowi Biang Kerusakan Bangsa, Wariskan Beban Berat di Pundak Prabowo!

- Selasa, 09 September 2025 | 17:45 WIB
Eks Panglima TNI: Jokowi Biang Kerusakan Bangsa, Wariskan Beban Berat di Pundak Prabowo!

Lebih jauh, Gatot Nurmantyo menyerukan langkah hukum terhadap Jokowi. 


Ia menegaskan bahwa pengadilan bukanlah soal dendam pribadi, melainkan kebutuhan mendesak demi keadilan dan kepastian hukum.


“Adili Jokowi itu bukan berarti kita negatif kepada Jokowi, justru kita memberikan kepastian hukum. Jika tidak salah, bersihkan namanya. Jika salah, hukum sesuai aturan,” tegas Gatot.


Baginya, tanpa proses hukum yang jelas, bangsa ini akan terus hidup dalam bayang-bayang kerusakan masa lalu. 


Pengadilan, menurutnya, adalah cara untuk membuka tabir dugaan penyalahgunaan wewenang, kebijakan yang merugikan rakyat, hingga praktik korupsi yang dituding terjadi dalam satu dekade kepemimpinan Jokowi.


Desakan kepada Prabowo: Bersihkan Kabinet


Tidak hanya Jokowi, Gatot juga mengarahkan sorotan tajam ke kabinet pemerintahan Prabowo


Ia meminta Presiden baru itu segera berani mengambil sikap tegas dengan membersihkan sisa-sisa loyalis Jokowi dari kursi pemerintahan.


Menurut Gatot, keberadaan tokoh-tokoh lama yang masih setia kepada Jokowi hanya akan memperburuk situasi dan menghambat janji perubahan yang dibawa Prabowo saat kampanye.


“Prabowo harus berani mengambil langkah tegas untuk membersihkan kabinetnya dari mereka yang membuat kekacauan,” ujarnya. 


Meski tidak menyebut nama, sindiran itu terasa jelas diarahkan kepada sejumlah figur yang dianggap mewakili kepentingan rezim lama.


Suara Peringatan untuk Bangsa


Pernyataan Gatot Nurmantyo ini bukan sekadar kritik biasa. Lebih dari itu, ia adalah suara peringatan bahwa luka bangsa tidak bisa dibiarkan berlarut. 


Rakyat butuh kejelasan, butuh keadilan, dan butuh pemimpin yang berani menghadapi masa lalu.


Dalam sorot matanya yang penuh kekhawatiran, Gatot menegaskan bahwa proses hukum, transparansi, dan pembersihan kabinet adalah langkah penting untuk menyelamatkan masa depan Indonesia.


Bangsa ini, menurutnya, tidak boleh lagi berjalan di atas pondasi yang rapuh oleh korupsi, kesenjangan, dan elitisme. 


Seruan itu kini menggema ke ruang publik, meninggalkan pertanyaan besar: Apakah Presiden Prabowo berani mengambil langkah tegas untuk menjawab jeritan rakyat dan membersihkan warisan masa lalu?


Sumber: IndeksNews

Halaman:

Komentar

Terpopuler