Rocky kembali menegaskan bahwa polemik itu akan berakhir apabila Gibran benar-benar menjadi presiden.
“Kalau Gibran jadi presiden, seluruh isu Fufufafa ijazah Jokowi selesai,” katanya.
Kendati pihak Universitas Gadjah Mada dan aparat penegak hukum telah menegaskan keabsahan ijazah Jokowi, isu tersebut terus dipakai sebagai bahan serangan politik.
GEGER Rocky Gerung Ramal Duet 'Gibran-Jokowi' di 2029: Sah Secara Undang-Undang Dasar!
POLHUKAM.ID - Panggung politik nasional kembali dibuat riuh oleh analisis tajam pengamat politik Rocky Gerung.
Kali ini, ia melemparkan prediksi yang tak terduga dan berpotensi menjadi perdebatan panas: Gibran Rakabuming Raka maju sebagai calon presiden pada Pemilu 2029, didampingi oleh ayahnya sendiri, Joko Widodo, sebagai calon wakil presiden.
Dalam sebuah diskusi panas di kanal Rakyat Bersuara, Senin (23/9/2024), Rocky dengan tegas menyatakan bahwa skenario "anak jadi bos bapak" ini sangat mungkin terjadi dan tidak melanggar aturan hukum manapun di Indonesia.
“Gibran jadi presiden, Jokowi jadi wakil presiden. Sah secara undang-undang dasar. Tidak ada masalah,” ujar Rocky dengan gaya khasnya yang provokatif.
Menurut Rocky, wacana ini bukanlah sekadar olok-olok politik, melainkan sebuah cerminan dari realitas kekuasaan yang mampu mengubah hal mustahil menjadi kenyataan.
Namun, di balik legalitas formal, ia mencium adanya motif yang lebih dalam, yakni strategi perlindungan politik bagi Jokowi setelah lengser dari jabatannya.
Rocky berpendapat, posisi Gibran sebagai orang nomor satu di republik akan menjadi benteng pelindung paling kokoh bagi Jokowi dari berbagai potensi masalah hukum dan politik di masa depan.
Mulai dari isu dugaan pelanggaran HAM, utang politik, hingga polemik ijazah yang sempat ramai.
Dengan menjadi wakil presiden, Jokowi bisa mengamankan warisan politiknya sekaligus terhindar dari tekanan pasca-kekuasaan.
“Jokowi hanya bisa bersembunyi kalau yang menyembunyikan dia adalah Gibran,” tegas Rocky, menyiratkan adanya ketergantungan politik yang sangat kuat antara ayah dan anak tersebut.
Meski secara hukum dinilai tidak bermasalah, prediksi Rocky ini langsung menabrak tembok etika dan budaya.
Sejumlah kalangan menilai duet ayah-anak ini sulit diterima akal sehat dalam konteks tradisi politik Indonesia.
Menempatkan seorang ayah sebagai bawahan langsung anaknya dianggap menyalahi norma ketimuran yang luhur.
“Kalau anak menjadikan ayahnya wakil, itu melanggar adat ketimuran. Secara etika politik juga sulit diterima,” kata salah seorang peserta diskusi, menyuarakan kegelisahan publik.
Kritik tajam terkait praktik nepotisme yang kental juga tak terhindarkan.
Formasi ini dianggap akan mencederai semangat demokrasi yang seharusnya mengedepankan kompetensi dan meritokrasi, bukan hubungan darah.
Prediksi ini juga terasa kontras dengan sikap politik Jokowi saat ini.
Belum lama ini, Jokowi justru secara terbuka mendorong para relawannya untuk mendukung penuh pemerintahan Prabowo-Gibran, bahkan memberi sinyal dukungan agar Prabowo bisa melanjutkan kepemimpinan hingga periode kedua.
Kendati demikian, Rocky Gerung tetap pada pendiriannya, meyakini bahwa politik Indonesia selalu penuh dengan kejutan tak terduga.
Ia seolah menantang publik untuk membuktikan kebenaran analisisnya di masa depan.
Dengan penuh keyakinan, Rocky menutup pernyataannya dengan sebuah tantangan.
“Tagih saya nanti di 2029," ucap dia.
👇👇
Sumber: Riau24
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara