Tentu bukannya tanpa alasan, menurut Refly pemilihan tiga nama yang disebutkan tadi kental dengan strategi politik.
Strategi tersebut adalah mengusung dua nama besar di elektabilitas (Anies-Ganjar) yang mana representasi dari kelompok kanan dan kiri serta satu nama dari TNI.
“Pragmatisnya dimana? Yaitu mengusung dua calon terbesar elektabilitasnya yang mewakili kutub kanan dan kiri… atau in case there is worst scenario ada commandor in chief jadi TNI,” lanjut Refly.
Refly pun menyebut bahwa langkah politik NasDem yang seperti ini sangat penuh dengan perhitungan.
Baca Juga: Biar Pendukungnya Adem, Bagaimana Kalau Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo Duet di Pilpres? Pengamat: Pendukungnya...
“Ini adalah langkah-langkah politik yang tentu penuh perhitungan,” tegas Refly.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara