“Kita tahu setelah reformasi semua lembaga internasional berupaya untuk mem-backup sistem politik Indonesia supaya mulai tradisi yang basisnya adalah data. Basisnya adalah opini publik, bukan pengendalian opini publik,” ujar Rocky, dikutip Suara Liberte dari kanal YouTube pribadi pada Jumat (9/6/2023).
Mantan akademisi Universitas Indonesia ini kemudian menyebutkan dua poin klarifikasinya. Poin pertama yaitu sumber pembiayaan lembaga survei yang berasal dari dana publik dunia.
“Poin saya adalah itu semua lembaga yang dibiayai oleh dana dari dana publik luar negeri. Itu yang musti diketahui,” ujarnya.
Selain itu, Rocky juga menyoroti otentisitas hasil riset lembaga survei lantaran publik tidak leluasa mengakses data tersebut.
“Poin saya adalah authenticity dari hasil riset itu. kemampuan kita untuk mengakses data itu kan terbatas karena kita nggak bisa lakukan penelitian sejenis,” ujarnya.
Sumber: suara
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara