Refly juga menyebut bahwa mahasiswa adalah agen perubahan yang sudah seharusnya kritis terhadap kebijakan pemerintah.
"Karena mahasiswa sudah seharusnya seperti itu dan saat ini sudah tidak kritis lagi. Jika mendukung pemerintah itu bukan mahasiswa," ujar Refly.
Refly juga menanggapi ajakan debat Faldo Maldini mantan Ketua BEM UI kepada Melki usai viral di linimasa Twitter.
Diketahui Faldo yang saat ini duduk di staff Khusus Menteri Sekretaris Negara mengajak debat kepada Melki soal peran BEM dan kekhawatiran mahasiswa akan meninggalkan BEM jika sikap ketuanya yang seperti itu.
Refly menjelaskan ketika BEM ditinggalkan mahasiswa gara-gara ketuanya kritis, maka yang alami kerugian bukan kampus dan BEM, justru mahasiswa itu sendiri.
"Seorang mahasiswa tidak dituntut untuk mengendorse atau berorientasi pada kekuasaan, tetapi kepada nilai-nilai kebenaran dan keadlian, meskipun itu pahit dan punya resiko," jelas Refly.
Paling tidak harapan Refly mahasiswa bisa menjadi intelektual kampus atau akademisi.
Benar-benar memikirkan hati nurani sebagai tujuan pendidikan yaitu untuk meningkatkan harkat dan martabat, keimanan, serta ketakwaan. (*)
Sumber: kilat
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara