"Reformasi hanya melahirkan 3 model manusia. Pertaman, tulus ingin perubahan lebih baik. Kedua, hanya ingin gantian berkuasa dan semena-mena. Ketiga, pelampiasan dendam dan benci. Sayangnya model 2 dan 3 saat ini lebih mendominasi," komentar warganet.
"Budayawan apa kayak gini ya? Terus terang saya malu melihat yang begini. Biasanya budayawan membanggakan, yang ini ya budayawan buzzer," sindir warganet.
"Penyair sekarang udah turun kelas. Dulu mengkritik pemerintah, sekarang mengkritik orang yang belum memerintah," sentil warganet.
"Ketinggian budayawan, ini mah BUZZERP tulen. wkwkkwkwk," komentar warganet.
"Terlalu mahal menyematkan 'budayawan' kepada orang ini. Lebih tepat disebut BuzzerRp," tambah yang lain.
"Ancur sudah Indonesia, budayawan aja ikut menghancurkan dengan puisi kebencian pesanan. Gak malu ya? Puisi kebencian dibacakan di depan umum seluruh Indonesia dan dunia," sahut warganet.
"Dulu saya ngefans karena aktingnya asik. Tapi ya udahlah, kebanyakan pendukung pakdhe itu ngedukung karena hasutan framing media. Mereka dipermainkan empatinya dan menjadi buta. Sayang banget seniman-seniman dan musisi-musisi di Indonesia yang melek data itu kurang, jadi mudah terhasut," tambah yang lain.
Sumber: suara
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara