Menurutnya, Anies harus mempertimbangkan apakah figur yang dipilih bisa membantu kemenangan dengan mengisi ruang-ruang dukungan yang tidak maksimal di wilayah-wilayah tertentu. Selain itu, penting untuk menjaga stabilitas koalisi tanpa adanya standar ganda yang menguntungkan salah satu partai.
"Ketika Anies sudah memilih Si Fulan untuk menjadi cawapres, maka, Anies harus mampu menjelaskan kepada partai koalisi. Anies harus menjelaskan dengan pendekatan saintifik, indikator-indikator ilmiah," tuturnya.
Lebih lanjut, Ali menegaskan bahwa dalam langkah memenangkan kontestasi, bukan semata-mata agar Anies dapat maju sebagai capres. Oleh karena itu, pemilihan bakal cawapres harus dipertimbangkan secara matang.
“Seseorang dipilih sebagai cawapres bukan pertimbangannya karena mempunyai partai, bukan pertimbanganya Anies bisa maju saja,” pungkasnya.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Ijazah Jokowi Palsu? Survei Buktikan Mayoritas Masyarakat Justru Tidak Percaya
Gibran Dinilai Cerdas & Visioner, Survei Buktikan 71% Publik Puas!
Rizal Fadillah Sebut Jokowi Tak Hafal Salam UGM, Tuduh Ijazah Palsu: Stop Tipu-tipu!
Program MBG Prabowo-Gibran: Capaian Spektakuler di Tahun Pertama!