POLHUKAM.ID - Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Charles Honoris menilai pencopotan atribut PDIP, seperti baliho bacapres-bacawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Bali, menunjukkan pemerintah tidak mampu menunjukan netralitas mereka sebagai penyelenggara negara.
Menurut Charles, aparat saat ini akan memperlihatkan keberpihakan mereka sebab putra seorang pemimpin negara turut berpartisipasi dalam Pilpres 2024. “Ini konsekuensi ketika anak presiden yang masih menjabat mengikuti kontestasi Pilpres,” kata Charles dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (1/11/2023).
Charles menyebut pencopotan baliho saat ada agenda kunjungan kerja (kunjer) Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Bali, bisa saja dilakukan oleh aparat setempat tanpa adanya perintah. Tindakan ini dilakukan sebagai bentuk cari perhatian alias capres ke presiden.
“Hal ini bisa dilihat dengan alasan pencopotan yang berbeda-beda dari pejabat daerah sampai eksekutor di lapangan,” jelasnya.
Bukti tercorengnya netralitas aparat negara juga sudah ditunjukan beberapa waktu lalu ketika Wakil Menteri Desa, Paiman Raharjo, memimpin rapat konsolidasi pemenangan Prabowo-Gibran. Atas kejadian tersebut, Charles mengakui tidak terkejut jika menjelang Pilpres 2024, akan semakin banyak pejabat publik yang menunjukkan keberpihakan mereka pada salah satu pasangan capres dan cawapres.
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara