"Tapi, tidak bagian kemudian. Eh bos, eh bro, eh mas kalau njenengan itu posisinya poster ya poster, kalau njenengan konsultan ya silakan," lanjut Willy.
Willy heran dengan lembaga survei yang dalam usaha praktiknya itu mengayunkan isu. Kata dia, seperti sempat mencuatnya masa jabatan Presiden tiga periode
"Tiga periode kejedot mentok, abis itu Prabowo-Jokowi mentok kejedot. Sekarang satu putaran. Nauzubillahi minzalik," kata Willy.
Dia bilang yang mestinya bicara satu putaran yaitu duet Anies-Muhaimin atau Amin karena merupakan pasangan capres dan cawapres nomor urut satu. Tapi, ia mengaku pihaknya tak berupaya dalam mewujudkan hal tersebut.
"Ini kan kami tidak dalam kerangka itu. Kenapa? Satu kita lihat kalau kita verifikasi secara detail hasil-hasil survei yang beredar ini," sebut Willy.
Pun, dia menyinggung hasil riset lembaga survei Utting Research yang berbasis di Australia. "Kalau referensinya Utting dari Australia itu 81 persen rakyat menginginkan perubahan," ujar Willy.
Menurut dia, dengan merujuk survei Utting bahwa ada perubahan yang diinginkan 80 persen rakyat.
"80 persen itu khususnya generasi milenial dan gen Z itu resah bagaimana problem lapangan pekerjaan kita begitu akut sekali," tutur Willy.
Sumber: viva
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara