“Kalau dia mencitrakan sebagai pemimpin ya belum jadi pemimpin. Dia baru bermimpi jadi pemimpin, maka dia jual pencitraan diri,” tegasnya.
Masinton mengatakan, sebelum memilih pemimpin, masyarakat perlu diedukasi. Mengingat memilih pemimpin adalah bagian dari proses dinamika kebangsaan.
Dia menegaskan bangsa ini tidak boleh salah dalam memilih pemimpin ke depan.
“Kepemimpinan yang kita butuhkan itu yang memiliki karakter dan komitmen. Selain berkarakter juga punya jiwa kepemimpinan, akan lebih bijak dan lebih dapat mengatasi berbagai macam masalah,” ungkapnya.
Setelah diedukasi, Masinton berharap publik bisa memilih pemimpin berdasarkan tolak ukur keberhasilan bukan pencitraan.
Sehingga, para capres di Pilpres 2024 mendatang adalah calon pemimpin yang benar-benar berkualitas.
“Jadi publik itu harus bisa kita edukasi, kepemimpinan yang berbasis keberhasilan bukan karena pencitraan," tegas Masinton Pasaribu. (*)
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara