"Antisipasi akan dilakukan oleh pihak kami dan dokter yang bekerja sama sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku. Oleh karena itu saya berharap ada kesepahaman antara panitia dan Sohibul Qurban," ungkap Choirul.
Diakui, beberapa kendala sempat dialami oleh PHQ. Namun, menurutnya dari pihak panitia sudah mengadakan diskusi untuk mengatasi kendala terkait surat sehat dan surat jalan ternak.
"Untuk akses kulakan ternak baik sapi atau kambing kami sempat terkendala perihal surat sehat dan surat jalan ternak setelah survei. Namun, kita tetap melakukan transaksi di luar pasar hewan namun dengan syarat," katanya.
Choirul menuturkan, syaratnya adalah setelah pembelian ternak akan ada pemeriksaan oleh dokter hewan. Ia menambahkan pemeriksaan oleh dokter akan dilakukan setelah hewan tidak stress karena proses perjalanan.
"Dokter kami akan memberikan rekomendasi. Sebelumnya, dokter akan memeriksa dulu sejauh mana pemaparan virus itu setelah tiga hari agar sapi tidak stres setelah perjalanan," ujarnya.
Choirul berharap antisipasi ini bisa mencegah penularan virus di tempat pengadaan. "Semoga saja tidak ada penularan," kata dia lagi.
Selanjutnya, menurut Choirul, dinas terkait belum memberikan prosedur standar untuk menghadapi PMK. Namun, ia mengatakan bahwa dinas sudah memberikan obat terkait penanganan.
"Dinas terkait belum berikan prosedur standar penanganan PMK.Tetapi dinas sudah berikan dan menyediakan obat apabila terjadi suatu pemaparan pada hewan yang kami beli," ungkap Choirul.
Sumber: repjogja.republika.co.id
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid