Pandemi Rupanya Bawa Dampak Ekonomi dan Keamanan Siber, Ini Pendapat Palo Alto Networks

- Jumat, 01 Juli 2022 | 18:10 WIB
Pandemi Rupanya Bawa Dampak Ekonomi dan Keamanan Siber, Ini Pendapat Palo Alto Networks

Indonesia mungkin sama seperti negara yang lain karena kita juga mengalami masa pandemi yang Alhamdulillah mungkin sekarang jauh mereda. Nah dalam masa pandemi tersebut mungkin memang ada sedikit kendala dalam perputaran roda bisnis.  

Tergantung industrinya ada di mana, kalau di industri farmasi dan health care otomatis akan meningkat, tetapi ada beberapa industri yang benar-benar terdampak karena situasi pandemi yang terkait dengan tantangan yang ada, tertutama dalam proses recovery atau pemulihan ekonomi. 

Seperti yang kita tahu bahkan tema yang diambil di acara G20 di bulan November juga terkait dengan recovery, dan tantangannya terkait cyber security sebenarnya tidak pernah berubah ada pandemi atau tidak. Karena semakin meningkat ancaman yang ada di dunia siber karena kami melihat justru saat pandemi ternyata kami menyadari bahwa dibutuhkan juga satu model baru dalam orang bekerja. 

Jadi mungkin kalau di media lebih mudah karena tidak harus bekerja di kantor, namun buat sebagian perusahaan ternyata yang biasanya bekerja di perusahaan kini harus juga bisa bekerja dari rumah. karena kalau tidak, roda perputaran bisnisnya bisa rusak dan akan mengekspos celah keamanan jika tidak ditangani dengan solusi yang sama seperti yang dimiliki saat karyawan misalnya bekerja dalam perusahaan. 

Saat ini juga mungkin cukup banyak orang nongkrong di cafe bekerja dan lain-lain sebagainya, yang membedakan adalah banyak karyawan yang memiliki keinginan untuk bisa mendapatkan tingkat keamanan yang sama saat mereka bekerja dalam jaringan yang ada di kantor mereka. Dimana mereka juga ingin bisa mendapatkan pengalaman akan user experience bahkan kemudahan akses seperti mereka bekerja di kantor.  

Nah itu menjadi satu yang mungkin bagi perusahaan adalah tantangan, tapi yang kedua juga menjadikan suatu opportunity buat perusahaannya sendiri agar bisa meningkatkan layanan, baik terhadap karyawan ataupun bisa meningkatkan cara mereka untuk melayani pelanggan lagi tidak harus di kantor, tapi bisa dilakukan secara virtual. Dari beberapa aspek sendiri boleh dikata ada beberapa perspektif  cerita dari si usernya sendiri mendapatkan layanan yang sama seperti mereka saat bekerja di perusahaan. 

Namun sayangnya di luar jaringan sebuah perusahaan sebenarnya ada tingkat kejahatan yang meningkat karena ada banyak yang belum siap untuk bisa melakukan layanan secara Hybrid. Di mana karyawan bisa bekerja di mana saja karena secara peralatan yang dipakai, solusi keamanan dan lain-lain semuanya belum siap.  

Nah itu menjadi suatu tantangan secara bersamaan juga menjadi kesempatan untuk bisa meningkatkan atau menjadi suatu opportunity kesempatan untuk meningkatkan service level yang diberikan perusahaan baik itu ke karyawan ataupun ke customer sendiri. 

Indonesia juga dikenal dengan pertumbuhan UKM yang cukup signifikan. Menurut Anda bagaimana dengan hambatan bagi UKM saat pemulihan ekonomi sedang berlangsung?

Orang banyak beranggapan bahwa kalau masih menjadi perusahaan mikro, kecil dan menengah tidak akan menjadi sasaran atau target dari pada kriminal siber atau kejahatan siber. Tentu itu asumsi yang salah karena pada intinya ukuran dari perusahaan tidak mempresentasikan tingkat kejahatan siber yang bisa terjadi pada perusahaan tersebut. 

Jadi kami justru ingin mengingatkan banyak perusahaan yang bahkan di skala kecil menengah untuk bisa mulai memperhatikan faktor tersebut. Untuk bisa memastikan roda bisnis mereka berjalan dengan lancar, bisnis mereka bisa berbentuk jasa ataupun produk yang mereka tawarkan ke pasar berjalan aman.  

Nah kalau sudah terjadi penyerangan siber itu, barulah sering terjadi pembicaraan kebutuhan keamanan siber setelah mereka kena serangan. Itu yang sering terjadi dan memungkinkan bahwa yang namanya fenomena security cyber hanya untuk perusahaan besar itu tidak benar. Karena cyber security tidak memandang tingkatan, dari sisi besaran perusahaan itu, bahkan justru kadang-kadang target akan ada di kelompok ataupun segmen UKM. 

Justru UKM menjadi layanan atau sasaran yang empuk buat kejahatan siber karena data-datanya kan meski perusahaan kecil merasa bahwa tidak tidak perlu diproteksi karena merasa tidak akan diserang oleh para hacker ini. Namun perusahaan tersebut memiliki data yang terkait dengan keuangan, memiliki data yang terkait dengan pelanggan, ataupun justru data-data tersebut yang seringkali memiliki nilai yang bisa dimanfaatkan. 

Dari Palo Alto Network, adakah teknologi yang bisa membantu segala tantangan dan hambatan yang tadi Anda sebutkan? 

Yang kami formulasikan sebagai solusi terutama untuk di perusahaan perusahaan kecil dan menengah itu tentunya adalah salah satunya Core bisnis kita yang ada di Next Gen Firewall di mana  belum lama ini baru rilis yaitu seri ya P400 yang memang diperuntukkan untuk segmen kecil dan menengah. 

Serinya sendiri ada beberapa seri, dimana tiap serinya itu memiliki kapabilitas untuk bisa mencegah bahkan juga untuk merespon jika ada ancaman ataupun serangan yang terjadi. Jadi bergantung layanan langganan yang akan dibutuhkan, jadi kami memiliki layanan yang misalkan untuk terkait dengan prevensi ada DNS dan lain sebagainya.  

Tapi yang ingin disampaikan adalah solusi Next Gen Firewall yang biasanya di implementasikan di perusahaan besar kami juga punya skill ataupun series yang bisa diadopsi untuk segmen kecil dan menengah. Di luar itu sebetulnya juga ada jasa layanan yang ditawarkan oleh Mitra bisnis kami dimana jasa layanan ini kami biasanya bekerjasama dengan Manager siber service yang solusinya security dimana tentunya secara biaya akan lebih bisa affordable untuk segmen kecil dan menengah.

Saat ini sering terdengar kata-kata "semakin canggih teknologi semakin maka semakin pintar juga para penjahat". Apa pendapat Anda soal ini?

Jadi kalau kami melihat perjalanan industri keamanan siber mereka (Attackers) tahu bahwa para penyedia solusi keamanan siber mempunyai kapabilitasnya sehingga para attacker mencari jalan bagaimana mereka bisa menembus celah-celah yang ada, nah, kalau perusahaan teknologinya masih berbasiskan signature, otomatis akan sangat mudah buat para penyerang untuk bisa menembus celah yang ada. 

Karena Signature itu berarti sudah pernah terjadi di tempat lain, polanya seperti apa apa saja yang dikerjakan, nah itu yang sudah di capture datanya kemudian dipastikan di solusinya kalau ada hal yang sama bisa di protect bisa di stop. Namun teknologi itu kami juga tentunya sebagai salah satu penyedia harusnya pengen juga lebih canggih dibanding para penyerang.  

Kami juga mengandalkan teknologi kecerdasan buatan dan based learning machine di mana kami mulai belajar juga karena kepintaran attackers mereka juga kadang memiliki kesabaran yang tak terbatas dia tahu bahwa mentok di sini dia akan coba di tempat lain atau bahkan tunggu dulu misalkan 3, 4, 5, 6 bulan baru bisa untuk mencoba menyerang celah yang ada. 

Nah, hal tersebut bisa ditangkap oleh Engine mesin Learning Kami yang sebelumnya. Pattern itu yang ditangkap, nah ini yang boleh dikata membuat para penyedia solusi keamanan siber seperti kami untuk bisa one step ahead atau bahkan mungkin lebih banyak angka di daripada penjahat siber. 

Boleh disebutkan hingga saat ini mayoritas klien Palo Alto Network di Indonesia dari bidang apa saja? Apakah UKM bisa menggunakan teknologi Anda?

Multi ataupun Cross industri. Hampir di semua Lini industri kami memiliki Customer dari biasanya menjadi industri yang terdepan seperti banking financial services, telecommunication, Manufacturing, public Sector yang termasuk provider dan lain-lain sebagainya.  

Kami boleh di kata melayani hampir semua Lini industri yang ada semua yang sudah mengimplementasikan teknologi informasi yang mungkin menjalankan digitalization dalam men-support Network. 

Kami membantu mereka, jadi tidak ada keterbatasan di industri tertentu. Kami bermain dari segmen besar hingga kecil, mungkin tadi sempat disebutkan terkait dengan UKM kami juga berada di segmen pemain besar, large enterprise, corporate, International company, ataupun bahkan di Indonesia baik itu yang besar ataupun yang skala menengah bahkan juga kita menyentuh segmen yang di kata mid-market ke bawah juga. 

Sumber: akurat.co

Halaman:

Komentar

Terpopuler