Kawasan Asia-Pasifik dan Jepang (APJ) membuat langkah luar biasa dalam mempercepat adopsi industri 4.0.
Menurut GSMA Intelligence negara-negara di Asia Pasifik telah menetapkan kerangka kerja di tingkat nasional serta mengakui potensi Industri 4.0 untuk membantu mempersiapkan struktur ekonomi untuk produktivitas dan ketahanan yang lebih besar.
Managing Director, Sales, AMD APJ Peter Chambers, mengungkapkan industri manufaktur di seluruh kawasan telah siap untuk mendapatkan manfaat signifikan dari visi Industri 4.0, yang sangat menekankan pada manufaktur yang didorong oleh inovasi.
“Untuk memanfaatkan secara efisien apa yang ditawarkan teknologi Industri 4.0, perusahaan desain dan manufaktur di seluruh kawasan mulai beralih dari sistem lama dan proses tradisional, untuk memanfaatkan teknologi generasi berikutnya untuk mengotomatisasi, meningkatkan, dan merampingkan proses,” ungkapnya.
Studi Deloitte melaporkan bahwa perusahaan yang matang secara digital menikmati berbagai manfaat spesifik yang timbul dari transformasi digital mereka, tetapi lebih dari itu, intinya.
Sebagai bukti, perusahaan dengan kesiapan transformasi digital yang lebih tinggi melaporkan pertumbuhan pendapatan bersih sebesar 45%.
Peter juga mengungkapkan, secara umum, perusahaan manufaktur beralih ke High Performance Computing untuk mendukung berbagai beban kerja dalam domain manufaktur, termasuk beban kerja Computer Aided Engineering (CAE), Electronic Design Automation (EDA), dan Finite Element Analysis (FEA).
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid