"Permintaan dan suplai sekarang ini tidak berjalan normal. Persoalan di lapangan bukan saja petani susah jual atau TBS sawit dibeli murah. Begitu pula pabrik susah jual CPO bahkan ditawar murah. Ini sebagai masukan kami kepada pemerintah," ujarnya dilansir dari laman Majalah Sawit Indonesia pada Kamis (7/7).
Menurut Joko, satu-satunya rumus untuk menaikkan harga TBS ialah dengan menaikkan harga CPO. Sementara, di dalam negeri, harga CPO terus turun mengacu pada tender KPBN. "Rendahnya harga CPO ini karena tangki pabrik sudah penuh akibat minimnya permintaan dari pembeli terutama untuk ekspor," kata Joko.
Berdasarkan data ekspor sawit Kementerian Perdagangan di laman Majalah Sawit Indonesia, realisasi ekspor sawit hingga 1 Juli jauh berada di bawah alokasi. Dari jumlah alokasi ekspor sebanyak 3,4 juta ton, terdiri dari 2,25 juta ton program transisi dan skema flush-out 1,16 juta ton.
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid