Realisasi ekspor hingga awal Juli 2022 masih 1,4 juta ton. Angka ini jauh di bawah rata-rata ekspor bulanan sawit yang sebanyak 2 juta ton. "Tangki pabrik sudah penuh, tetapi produksi buah sawit terus berjalan. Itu sebabnya, pabrik membatasi pembelian supaya biaya operasional mereka terjaga. Ini harus dihitung seimbang berapa CPO terjual keluar dan berapa TBS sawit bisa dibeli," jelas Joko.
Dikatakan Joko, pabrik sawit yang memiliki kebun juga harus memikirkan cara untuk merotasi kebun inti mereka. Hal ini disebabkan pasokan buah tidak hanya dari petani. Apabila mengambil buah dari luar, artinya perusahaan juga mengurangi suplai dari kebun sendiri.
"Karena itulah beberapa perusahaan menggunakan skema kuota pembelian buah dari petani. Karena produksi kebun sendiri lagi naik. Jika kuota pembelian diberikan kepada TBS dari pihak ketiga, ini artinya, kebun inti mengurangi pasokan dari hasil panennya," jelasnya.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid