Pada bulan Mei 2022, utang negara senilai Rp7.002 triliun, dan kenaikan pada bulan juni ini mencakup 39,56 persen dari produk domestik bruto (PSB).
Baca Juga: Ngeri! Kerjasama dengan China Era Megawati Kembali Disorot, Pantes Proyek Kereta Cepat Jokowi Amburadul: Dulu Orla Soekarno...
Utang pemerintahan didominasi oleh surat berharga negara (SBN) yang mencapai 88,46 persen dan sisanya pinjaman 11,54 persen, berdasarkan catatan Kementerian Keuangan.
Said Didu menyebutkan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami surplus atau penerimaan negara lebih besar daripada pengeluaran.
"APBN surplus kok utang nambah? Berita sblmnya bhw APBN semester I 2022 surplus sbsr Rp 73 t, kok utang nambah Rp 121 t?," ucapnya yang dikutip dari Twitter @msaid_didu, Selasa (2/8).
Ini bisa berarti dua hal, yaitu surplus tersebut bisa disebabkan karena pengeluaran yang tertunda, serta penarikan utang yang melebihi kebutuhan.
"Artinya : 1) Surplus tsb disebabkan krn pengeluaran yg tertuda - smtr penerimaan blm aman shg tetap hrs narik utang. 2) penarikan utang melebihi kebutuhan," bebernya.
Namun, ekspor ilegal perlu diwaspadai, karena bisa jadi hasilnya merupakan perampokan uang negara oleh cukong, dan dalam kasus ini keterlibatan pejabat negara perlu dipertanyakan.
"Perlu diwaspadai 'export ilegal' hasil perampokan uang negara oleh cukong2 garong apakah melibatkan pejabat negara ??" cuit akun Twitter @cadi***.
APBN surplus kok utang nambah ? Berita sblmnya bhw APBN semester I 2022 surplus sbsr Rp 73 t, kok utang nambah Rp 121 t ?Artinya :1) Surplus tsb disebabkan krn pengeluaran yg tertuda - smtr penerimaan blm aman shg tetap hrs narik utang2) penarikan utang melebihi kebutuhan. https://t.co/ID5z1W4Rga
— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) August 1, 2022Sumber: NewsWorthy
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid