Move Forward sekarang sudah sepakat dengan Pheu Thai, partai terbesar kedua, yang juga oposisi, untuk membentuk pemerintahan koalisi. Dengan empat partai lawan yang lebih kecil, kata Pita, mereka mengantongi mayoritas yang jelas, dan mandat untuk memerintah.
"Rakyat Thailand telah menyuarakan harapan mereka, dan saya siap menjadi perdana menteri untuk semua, apakah Anda setuju dengan saya atau tidak setuju dengan saya," imbuhnya.
Namun, koalisi dua partai ini tidak punya kursi yang cukup untuk mengungguli suara partai-partai lawannya dan 250 kursi di senat — yang, di bawah konstitusi yang dirancang militer, diizinkan untuk ikut serta dalam pemungutan suara untuk memilih perdana menteri berikutnya.
Karena para senator ditunjuk oleh Perdana Menteri petahana Prayuth Chan-ocha, ada anggapan bahwa mereka akan menentang pemerintahan yang dipimpin Move Forward. Jika itu terjadi, akan ada kebuntuan politik yang panjang di Thailand.
Move Forward tampaknya siap untuk mengambil risiko itu, seolah-olah menantang senat untuk menghalangi mereka.
"Dengan konsensus yang dihasilkan dari pemilihan, akan ada harga yang cukup mahal untuk dibayar bagi seseorang yang berpikir untuk menghapuskan hasil pemilu, atau membentuk pemerintahan minoritas, dan saya pikir rakyat Thailand tidak akan membiarkan itu terjadi," kata Pita.
Selain para senator, hal lain yang belum diketahui ialah apakah Komisi Pemilihan Umum atau Mahkamah Konstitusi, dua lembaga yang terkenal karena peran mereka dalam melumpuhkan pemerintahan terpilih sebelumnya, akan mencari-cari suatu alasan untuk membubarkan Move Forward.
"Di negara-negara lain, ketika Anda punya dua partai terbesar seperti ini, bergabung, dengan kontrol lebih dari setengah majelis rendah, Anda harus dapat membentuk pemerintahan," kata Thitinan Pongsudhirak dari Universitas Chulalongkorn. "Tapi di Thailand itu terserah para lembaga wasit. Dan mereka telah menunjukkan bahwa mereka tidak imparsial."
Sementara ini, Move Forward mengatakan mereka sedang mempersiapkan pemerintahan, pengalaman yang tidak biasa bagi para anggota parlemen barunya, beberapa di antara mereka adalah aktivis politik muda yang dibayangi berbagai dakwaan kriminal akibat protes jalanan mereka.
Jika Move Forward dibiarkan untuk memerintah, rakyat Thailand akan memiliki pemerintahan termuda dan paling progresif dalam sejarah negara mereka.
Sumber: bbc.com
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid