Selain itu, Nasaruddin Umar mengajak masyarakat untuk sama-sama berpikir ke depan untuk terus meningkatkan tingkat kebahagiaan masyarakat.
Baca juga: Jika Pemilu 2024 Dilakukan Sistem Tertutup, Ibrahim Ali: Internal PAN Tetap Terbuka
"Kita berharap kita harus merawat demokrasi ini, jadi selain itu kita bangsa ini harus berpikir maju ke depan bagaimana meningkatkan tingkat kebahagiaan," Nasaruddin Umar menegaskan.
Jika dibandingkan dengan negara lain, tutur dia, tingkat kebahagian masyarakat Indonesia masih jauh berada di tingkat bawah.
Sehingga penting bagi masyarakat Indonesia terus menciptakan demokrasi yang sehat yang akan berdampak pada tingkat kebahagiaan berbangsa dan bernegara.
"Kita lihat bagaimana tingkat kebahagiaan negara-negara dunia, kita masih jauh di bawah. Kita harus melihat itu untuk di-upgrade antara lain yaitu penciptaan demokrasi yang sehat," ungkapnya.
"Itu nanti akan berkontribusi terhadap adanya tingkat kebahagiaan berbangsa dan bernegara," kata Nasaruddin.
Bawa Pesan Damai
Majelis Tinggi Agama ( MTA ) menyambangi Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Jumat.
Kedatangan MTA yang diwakili oleh Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, untuk beraudiensi dengan KPU RI terkait menjaga perdamaian antar umat beragama menjelang Pemilu 2024.
Nasaruddin menegaskan, audiensi ini juga merupakan hal yang baru pernah pihaknya lakukan dengan lembaga penyelenggara pemilu ini.�
"Ini sebuah tradisi baru yang akan kita lakukan, kerjasama Majelis Tinggi Agama dengan KPU," kata Nasaruddin Umar.
Baca juga: Ramai-ramai Daftar Bacaleg di Pemilu 2024, Karyawati Toko hingga Pelaku UMKM yang Tiga Kali Gagal
"Dan ini saya kira belum pernah dilakukan sebelumnya ya, bagaimana supaya emosi keagamaan itu kita tidak libatkan terlalu jauh di dalam rangka memperjuangkan suatu kepentingan jangka pendek," tambahnya.
Dalam audiensi, Nasaruddin Umar juga mendorong supaya ayat-ayat agama tidak digunakan sebagai alat kampanye.�
Apalagi mengingat sentimen Pemilu 2024 ia rasa akan mereda sebab masyarakat Indonesia saat ini telah matang dari sisi beragama dan berpolitik.
"Mari kita melakukan pesta demokrasi ini tapi tanpa mencederai persaudaraan kita satu sama lain, seusai pemilu kita menerima satu sama lain.
InsyaAllah kalau saya bayangkan ya itu nanti akan mereda. Kan kematangan beragama kematangan berpolitik masyarakat Indonesia semakin bagus ya," kata dia. (tribun network/yuda)
Sumber: kaltara.tribunnews.com
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid