"Alhamdullilah bisnis kami terus berkembang selama pandemi ini karena tidak terpengaruh PPKM sama sekali dan justru malah ini tindakan yang positif karena mengurangi kontak langsung antara penjual dan pembeli," lanjutnya.
Karena bisnisnya berbasis digital marketing maka targetnya menjadi luas. Suraz saat ini tidak hanya menyasar pasar domestik tetapi pasar global. Menurutnya, marjin keuntungan yang diterima dari pelanggan luar negeri cukup bagus, kendati prosesnya ekspor juga tidak mudah.
"Saya juga sudah melakukan ekspor ke beberapa negara-negara di asia tenggara lewat program ekspor di shopee. Saya memulai usaha saat berumur 13 tahun pada dua tahun lalu dan memulai ekspor saat tahun 2020 ke beberapa negara di asia tenggara," tambahnya.
Ia menyebut kendati sebagai pelajar, dirinya juga aktif terus mengawasi semua order dan purchase via gawai. Pasalnya dirinya sempat kecurian uang sebesar Rp 20 juta yang membuatnya kelimpungan untuk mencari pinjaman modal menutup kerugian tersebut.
Tapi itu tak membuatnya patah semangat. Dirinya menawarkan jasa distribusi ke pabrik-pabrik dan mau memasok produknya. Bahkan ada dengan sistem konsinyasi dengan nilai puluhan juta dari situ usahanya terus berkembang. Padahal ia menyebut modal yang dikeluarkan tidak lah banyak.
"Saya mendirikan usaha dengan modal printer seken seharga Rp 400 ribu dan laptop rusak, jadi saya beli keyboard eksternal seharga Rp 20 ribu. Selebihnya hanya kemampuan melobi dan dibantu digital marketing lewat platform e-commerce," tutupnya.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid