Tiba-tiba sebetulnya Ibu Irana mengendalikan politik dari ruang keluarga, kan itu semua gosip dan cerita-cerita yang kita tahu secara bocor-bocro alus," ungkap Rocky Gerung.
Kemudian, hal itu tersistemitasi karena media melihat fenomenanya secara unik dan unik itu kemudian menggambarkan ada politik dinasti sebetulnya yang bekerja diam-diam.
"Dan, di balik itu orang-orang menduga-duga,a da konflik apa sebetulnya di keluarga Iriana dan Jokowi, kan itu dasarnya," ucap Rocky Gerung.
"Tetapi itu tetap satu latara belakang, bagaimana politik dikendalikan secara sublim. Sublim artinya kadang kala tak terasa tetapi efeknya terlihat," sambungnya.
Di mana tak terasa Ibu Iriana mengendalikan Pak Jokowi dan dilihat Ibu Irana pada kesimpulannya, "Bahwa hanya melalui Gibran, keluarga ini bisa memperoleh semacam harga diri dan martabat," ujar Rocky.
Hal ini lantaran, Ibu Iriana melihat PDIP kata Rocky Gerung, bahwa Megawati terlalu merendahkan keluarga Jokowi. "Ini adalah sikologi di antara dua keluarga yang sama-sama surplus kekuasaan.
Ibu Megawati surplus kekuasaan, Ibu Iriana surplus kekuasaan dan orang mulai menghitung surplus kekuasaan Ibu Iriana diperoleh, apakah dari koneksi atau relasi bisnis, macam-macam tentunya," ucap Rocky Gerung.
Akan tetapi, ucap Rocky Gerung, pada ujungnya orang akan melihat bahwa Jokowi ada dua lapis. Lapis pertama ditampilkan sebagai pemimpin yang dipilih rakyat.
"Tetapi di belakangnya ada yang bekerja secara sistematis feodalisme, bekerja secara sistematis politik dinasti," pungkasnya
Sumber: tvOne
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid