"Kalau sesudah pemungutan suara itu kan masih lama. Jadi, ini soal pilihan. Kalau dulu mundur dulu, bisa ada orang kecewa, karena aturannya kan boleh orang yang lain boleh, kalau mundur sekarang, ada yang bilang 'kok baru sekarang', kalau terus juga pasti ada yang mempersoalkan," jelasnya.
Ditambahkannya, "Itu biasa dalam politik, karena kepala keluarga kita itu 270 juta kepala. oleh berpendapat berbeda-beda. Tapi, saya sudah menyatakan, saya memilih berhenti sekarang. Ini momentum yang harus saya ambil sekarang."
Dengan memperhatikan setiap kata-kata Mahfud MD, keputusannya untuk mundur sebagai Menko Polhukam tampaknya sangat terencana dan didasarkan pada pertimbangan yang matang.
Kejelasan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat mengenai alasan di balik langkahnya ini.***
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: ayobandung.com
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid