China juga telah menggunakan keamanan nasional sebagai pembenaran untuk menahan warga negara asing. Hal ini terutama dilakukan jika Beijing sedang mengalami masa ketegangan diplomatik dengan negara-negara asal para tahanan.
Jurnalis Australia Cheng Lei adalah salah satu contohnya. Ia ditahan pada tahun 2020 karena dicurigai melakukan pelanggaran keamanan nasional. Cheng pun bisa menghadapi hukuman penjara seumur hidup jika dianggap melakukan pelanggaran serius.
Beberapa minggu sebelum Cheng menghilang, pihak berwenang Australia menggerebek rumah sejumlah wartawan media pemerintah China sebagai bagian dari penyelidikan campur tangan asing.
Waktu penahanan Cheng dan kurangnya kejelasan tentang tuduhan terhadapnya menimbulkan spekulasi bahwa kasus tersebut bermotif politik atau balas dendam.
Beberapa bulan setelah hilangnya Cheng, pihak berwenang China juga menahan karyawan Bloomberg News, Haze Fan. Fan, yang berkebangsaan China, dan menjadi anggota biro Bloomberg News di Beijing, telah dituduh membahayakan keamanan nasional.
Seorang warga Australia kelahiran China lainnya, penulis Yang Jun, juga dituding Beijing melakukan spionase. Ia menghadapi persidangan yang dimulai tahun lalu secara tertutup.
Di Hong Kong yang semi-otonom, undang-undang keamanan nasional yang diberlakukan pada tahun 2020 digunakan untuk membasmi perbedaan pendapat. Langkah ini pun datang usai protes pro-demokrasi besar-besaran di kota itu, yang kadang disertai kekerasan oleh aparat.
Sumber: akurat.co
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid