Hal tersebut adalah analisis terbaru Lembaga think-tank Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), Senin (13/6/2022) yang dirilis dalam sebuah buku tahunan 2022.
Kondisi ini dikatakan meningkatkan risiko penggunaan senjata semacam itu dalam beberapa dasawarsa.
Salah satu pemicunya adalah invasi Rusia ke Ukraina dan dukungan Barat untuk Kiev, yang meningkatkan ketegangan di antara sembilan negara bersenjata nuklir di dunia.
“Semua negara bersenjata nuklir meningkatkan atau peningkatkan persenjataan mereka dan sebagian besar mempertajam retorika nuklir dan peran senjata nuklir dalam strategi militer mereka,” Wilfred Wan, Direktur Program Senjata Pemusnah Massal SIPRI.
Menurutnya, ini adalah tren yang sangat mengkhawatirkan.
Tiga hari setelah invasi Moskow ke Ukraina, Presiden Vladimir Putin menempatkan penangkal nuklir Rusia dalam siaga tinggi.
Artikel Terkait
Kode HTML Kosong? Ini Rahasia Menulis Artikel yang Tak Terbaca Mesin Pencari!
Stadion Langit NEOM: Fakta Mencengangkan di Balik Stadion Gantung 350 Meter untuk Piala Dunia 2034
46 Anak Gaza Tewas dalam 12 Jam: Ini Serangan Mematikan Israel Sejak Gencatan Senjata
45 Tewas dalam Serangan Terbaru Israel ke Gaza, Korban Didominasi Perempuan dan Anak-anak