PPI Belanda dalam keterangan tertulisnya menyebut, usai kepergian Athaya, tidak ada permintaan maaf maupun pertanggungjawaban dari pihak event organizer (EO) maupun koordinator liaison officer (LO).
Hal ini bahkan berlanjut ketika keluarga datang ke Wina untuk mengurus jenazah.
"Alih-alih mengunjungi tempat penginapan saat Almarhum mengembuskan nafas terakhir, acara kunjungan kerja terus bergulir di mana pihak EO justru terus sibuk mengurus persiapan acara makan-makan bersama pejabat publik di restoran," keterangan tertulis PPI Belanda.
"Tidak ada upaya dari pihak EO, koordinator LO, maupun pejabat publik yang hadir untuk menemui keluarga. Pihak keluarga juga menyampaikan adanya indikasi penutupan keterangan kegiatan apa dan siapa yang dipandu Almarhum di Wina dari pihak EO," sambungnya.
👇👇
Kementerian Luar Negeri Buka Suara
Direktur Pelindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha, menuturkan bahwa Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Wina telah berkoordinasi dengan otoritas setempat terkait meninggalnya Athaya.
Ia menjelaskan, KBRI Wina juga menjalin komunikasi dengan keluarga Athaya dan memberikan bantuan kekonsuleran, mulai dari pengurusan dokumen, koordinasi dengan otoritas setempat, hingga pemulasaran jenazah bersama komunitas Islam di Wina.
Jenazah Athaya akhirnya dipulangkan ke Indonesia pada 4 September 2025, sesuai dengan permintaan keluarga.
Disebutkan pula bahwa saat kejadian, Athaya tengah bertugas mendampingi Delegasi RI dalam rangkaian pertemuan dengan otoritas Austria.
Penugasan ini melibatkan panitia dari kalangan mahasiswa, sementara keseluruhan acara dikelola langsung oleh EO dari Indonesia.
Sumber: Suara
Artikel Terkait
45 Tewas dalam Serangan Terbaru Israel ke Gaza, Korban Didominasi Perempuan dan Anak-anak
Mantan PNS Filipina Penyingkap Korupsi Ditembak Mati, Pemicu Gelombang Demonstrasi
Jimmy Kimmel Sindir Prabowo: Pertama Kalinya Ada yang Mau Ketemu Eric Trump!
6 Kekuatan Turki yang Bikin Tokoh Israel Ketakutan, Lebih Menyeramkan dari Iran!