Innalilahi, Rusia Gempur Kyiv dengan Rudal Kala Jokowi Mulai Perjalanan ke Eropa

- Minggu, 26 Juni 2022 | 23:50 WIB
Innalilahi, Rusia Gempur Kyiv dengan Rudal Kala Jokowi Mulai Perjalanan ke Eropa

Lebih lanjut, serangan terbaru ke Kyiv dan kejatuhan Sievierodonetsk terjadi ketika para pemimpin dunia sedang berkumpul membahas perang Ukraina. Dalam pertemuan di Eropa itu, mereka pun mencoba membahas upaya penghentian perang, terutama pemberian sanksi lebih lanjut untuk Moskow.

Pada Minggu dini hari, empat ledakan terdengar di pusat Kyiv, menjadikannya sebagai serangan pertama di kota itu dalam beberapa minggu. Beberapa setelahnya, dua ledakan terdengar di pinggiran selatan Kyiv, ungkap seorang wartawan Reuters.

Baca Juga: Jokowi Terbang ke Rusia dan Ukraina, Menandakan Indonesia Makin Super Power di Mata Dunia

"Rusia menyerang Kyiv lagi. Rudal-rudal itu merusak gedung apartemen dan taman kanak-kanak," kata Andriy Yermak, kepala administrasi kepresidenan.

Di televisi nasional, kepala polisi Ukraina, Ihor Klymenko, menambahkan keterangan, menyebut lima orang telah terluka.

Kehidupan telah kembali normal di Kyiv setelah perlawanan sengit menahan kemajuan Rusia pada fase awal perang. Meski dalam hal ini, sirene serangan udara secara teratur terdengar di seluruh kota.

Tidak ada serangan besar di Kyiv sejak Juni.

Baca Juga: Setelah Ditinggal Jokowi, Sosok Ini yang Sekarang Pegang Kendali Penuh

Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko, mengatakan di aplikasi pesan Telegram bahwa pengeboman hari Minggu telah menghancurkan sebagian gedung apartemen sembilan lantai dan menyebabkan kebakaran.

"Ada orang di bawah reruntuhan. Mereka telah mengeluarkan seorang gadis berusia tujuh tahun. Dia masih hidup. Sekarang mereka mencoba menyelamatkan ibunya," ungkap Klitschko. 

Ledakan juga terdengar pada hari Minggu di pusat kota Cherkasy, yang sejauh ini sebagian besar belum tersentuh oleh pemboman, kata gubernur daerah Oleksandr Skichko di Telegram.

Rusia membantah menargetkan warga sipil. Namun, Ukraina dan Barat menuduh pasukan Kremlin melakukan kejahatan perang dalam konflik tersebut, di mana ribuan orang telah tewas, jutaan lainnya melarikan diri, dan banyak kota hancur lebur oleh rudal.

Indonesia ikut berbicara

Halaman:

Komentar

Terpopuler